Cerpen Coretan Ku!!

followmeshare.gif

colorofmylifebar.gif

valroseswhead.gif

 
Copyright 2003 @ xpoision... All rights reserved. Web Site Designed By Karina..!1

twilightfallswords2.gif

valrosesblnk12.gif

Homepage ini saya buat untuk menghargai cinta suci yang diciptakan sebagai anugerah terindah dalam hidup ini. Cinta itu adalah suatu perasaan suci terhadap lawan jenis, perasaan bahagia ketika bersamanya dan menginginkan kebahagiaan ada padanya....!!

thevalleytop.jpg

colorofmylifebar.gif

valrosesblnk1.gif

valrosesfrule.gif

valrosesback.gif

valrosesnext.gif

SURAT TERBUKA UNTUK SAHABAT


Sahabat,..
Mungkin engkau bertanya mengapa kukirimkan
surat ini
padamu, padahal kamu mengenal aku sebagai orang yang
tak pernah serius memikirkan sesuatu.

Sahabat, Saidina Ali bin Abi Thalib ra., berkata
bahwa iman seseorang itu adalah laksana air laut,
terkadang ia pasang dan terkadang pula ia surut,
mingkin begitulah aku saat ini.
sahabat.. mungkin saat ini imanku sedang pasang
sehingga aku mau menyambung tali ukhuwah kepadamu
dengan
surat ini, tapi mungkin besok aku kembali
seperti yang engkau kenal sebelumnya,..
yach,.. aku akui kalau aku hanyalah seorang manusia
yang belum bisa memegang teguh iman secara utuh, aku
masih diliputi nafsu keduniawian yang kadang membuat
aku selalu terkekang didalamnya.

Sahabat,... mari kita merenungi perjalanan kita selama
ini,..
kita bertanya pada diri sendiri,.. apa yang telah kita
lakukan selama ini..
apakah kita telah melakukan sesuatu yang memberi
manfaat untuk orang lain?
apakah kita telah memberi manfaat untuk agamaku?
apakah kita telah mengerjakan sesuatu untuk kebaikan
saudara-saudara kita?

Sahabat,..
sejak terlahir kita telah di bai`at sebagai seorang
muslim,... karena orang tua kita juga adalah muslim,..
Al Quran dan Assunah menjadi pegangan hidup kita.
Kita baca Al Quran disetiap kesempatan, kita dengarkan
untaian hadits disetiap waktu,.
namun terkadang, apa yang kita baca dan kita dengar,
hanyalah membaca dan mendengar tanpa ada aplikasi
dalam kehidupan kita.
Sahabat,...
munafikkah kita? Masih pantaskah kita mengharapkan
syafa'at beliau kelak di hari akhir?? sedangkan kadar
ibadahku, kadar kesetiaanku lebih kecil dari
perumpamaanan buih dilautan.

seorang guru mengatakan bahwa syafa`at ialah ibarat
kain untuk menambal sebuah baju, dan ibadah kita
adalah ibarat baju tersebut. Tapi apakah ibadahku bisa
berbentuk sebuah baju ataukah hanya secarik kain yang
hanya cukup untuk menjadi sebuah lap yang hanya
berguna untuk membersihkan meja dan lantai tetapi tak
akan cukup untuk menutupi aurat kita. Cukupkah?
Cukupkah ibadahku untuk mengharap syafa`at beliau
kelak di kemudian?

sahabat,...
ketika kita bersedih tentang penderitaan
saudara-saudara kita nun jauh disana
ketika kita marah atas penindasan pada saudara-saudara
kita disana
ketika kita menangis atas syahidnya sudara kita
disana,...
tapi kita menjadi buta,...
buta akan tetangga kita
buta akan saudara kita disini,..
disini,... diperempatan jalan, di dalam bis
kota, di
sekitar tempat pembuangan sampah,.
mereka saudara kita sahabat,...
saudara kita yang terlupakan,..
padahal mereka juga merintih,... mereka juga
menangis,. mereka juga tertindas,... tertindas oleh
keadaan
lihatlah sahabat,....
lihat anak kecil itu,....
anak kecil itu berlari-lari di perempatan sambil
melantunkan nyanyian
lihatlah saudara kita yang menyebarkan kotak amal di
bis kota
lihalah saudara kita yang mengais rejeki sambil
mengorek sampah
lihatlah seorang bayi yang di tetek ibunya dipinggir
jalan berdebu
terlihatkah sahabat kita yang menenteng sebuah
proposal untuk sebuah yayasan yatim piatu
nampakkah saudara kita yang menjual famplet untuk
kehidupan sekumpulan kaum fakir?
masihkah kita bisa melihat mereka sahabat??

sahabat,..
kita terlalu dininabobokan oleh mimpi,..
mimpi bahwa kita akan kembali berjaya
mimpi bahwa kita pernah menaklukkan andalusia
mimpi bahwa kita pernah menguasai daratan eropa
padahal kita sekarang tertindas,..
tertindas di negeri sendiri,..
negeri yang masih mendengarkan adzan di Subuh hari
negeri yang masih menyediakan waktu untuk saling
bertausiyah
saling mengingatkan dan saling menjaga ukhuwah

sahabat,....
dulu masih sering ku dengar dan kulakukan melantun
sebuah syair tentang ketidak berdayaan,..
setiap Subuh dan setelah Jumat, kudengar dan
kulantunkan sebait syair,.

ilahi lastu lil firdausi ahla
wa laa aqwa alaan naril jahiimi
fa habli tauubatan, wa ighfir dunubi
fa innaka ghafirund danbil adzimi

Allah kami bukan ahlinya syurga-Mu
namun kami tidak kuat keneraka-Mu
terima taubat kami, ampunkan dosa kamu
jadikanlah kami orang yang terampuni
sebuah syair akan tentang ketidak berdayaan
yang mengingatkan kita akan ke-takabur-an ke-ria-an
diri kita

semoga masih ada waktu untuk kita merenungi dan
memperbaiki diri
semoga sahabat....


valrosesbarf.gif

Sebuah Ketentuan

    Hujan lebat serta guruh di luar, semakin menguatkan tangisan Syafik. Kenapa Linda meninggalkan Syafik pada kami adalah satu pertanyaan yang ku kira cukup besar untuk dipersoalkan. Rumah teres dua tingkat yang kami huni selama ini bagaikan menjadi saksi setiap peristiwa yang berlaku.
    Aku , Dilla dan
Yana seperti hilang pertimbangan dan arah kami. Aku memeluk erat Syafik, tangisannya tetap seperti itu. Belum reda. Susu yang di buat oleh Dilla sedikitpun tak luak. Oh..Linda mengapa kau mesti meninggalkan anakmu di saat saat ini. Mana perginya rasa kemanusiaan mu, mana perginya kasih sayang dari seorang ibu untuk anaknya..apakah kerana malu? Aku mengeluh sedirian. Dilla dan Yana , masing-masing ku lihat penuh dengan kekalutan. Za...macam inilah, aku ingat apa kata kalau kita hantar Syafik ke rumah anak yatim, kita cakap yang bayi ini kita jumpa di kawasan berdekatan.
Yana memberikan pendapatnya yang  aku sendiri kurang bersetuju. Mana boleh  Na, sebab Syafik dan 3 bulan, dan lagi mesti mereka akan tuduh bayi ini dalah anak aku ke, engkau ke atau Dilla..lagipun masalahnya sekarang Syafik di tinggalkan oleh Linda di rumah dia malah rumah kita juga. So, baby ini adalah tanggungjawab kita aku membidas pendapat Yana yang ku kira adalah satu jalan paling singkat untuk menyelesaikan masalah ini..bagi Yana Tapi Za, siapa yang nak jaga budak tu, aku tak sanggup, tak pasal-pasal kang semua anggap budak ini anak aku Awal-awal aku dah nampak yang Yana tidak akan menjaga Syafik.
 Aku sedar antara kami bertiga akulah yang paling rapat dengan Syafik selain Linda ibunya. Aku lah  selama ini yang kerap mengambil tahu hal Syafik dan akulah orangnya yang mengambil berat ketika Linda mengandungkan Syafik seterusnya melahirkannya. Walaupun Syafik anak yang tidak diketahui siapa bapanya, anak yang wujud tanpa diketahui oleh Linda benih dari lelaki mana. Oh Linda seharusnya kau jadikan segala-galanya sebagai satu pengajaran buatmu, dan wujudnya Syafik seharusnya kau jadikan sebagai penebus kesilapan yang lalu. Tapi semudah itu kau tinggalkan Syafik..hanya kerana malu. Malu  tak bertempat.
    Kebisuan yang ku lihat dari Dilla menguatkan lagi keyakinan aku bahawa Syafik akan menjadi tanggungjawab ku yang sepenuhnya. Lagipun Dilla akan melangsungkan perkahwinannya dalam beberapa minggu lagi. Manakala aku pula telah ditawarkan untuk bekerja di tempat yang baru sesuai dengan kelulusan yang aku miliki selama ini. Pastinya  rumah ini akan kosong dalam beberapa minggu lagi. Syafik pula mulai saat ini akan menjadi anakku.  Syafik, mama janji walau apapun yang terjadi Mama tetap bersama Syafik dan yang pastinya tidak akan ku benarkan sesiapa mengambil Syafik dariku.Ya, aku pasti.
     Mama!!!!... jeritan Syafik mengejutkan lamunanku.5 tahun bagaikan semalam yang terjadi. Syafik bagi ku adalah penawar untuk segala-galanya. Perlukah aku ceritakan bahawa aku kini sendirian. Semuanya gara-gara keputusanku untuk menjaga Syafik, satu keluarga mencemuhku, masih ku ingat lagi kata-kata dari mulut mak dan kakak-kakak  ku yang lain  Anak tak mengenang budi, sia-sia aku besarkan kan kau  lebih  20 tahun nie, sia-sia sahaja aku bagi kau susu badan ku , kalau  aku tahu ini yang kau balas dah lama aku bunuh kau. Aku bunuh kau hidup-hidup...suara mak semakin lama semakin sayup kedengaran, yang ada hanyalah tangisannya. Ayah pula hanya berdiam diri, tak tahu mana nak diletakkan mukanya pada orang kampung bila aku  membawa Syafik pulang ke kampung. Dan mulai saat itulah aku tak jejak lagi ke kampung. Semuanya terpaksa ku terima, walaupun bagiku ia satu pengorbanan yang amat besar untukku. Mana Amir kekasih ku hilang entah kemana..semuanya tinggalkan aku
    Syafik terlalu manja dengan ku, sayang sekali Syafik tidak tahu siapa aku di sisi-sisinya. Ah! ..dia terlalu kecil untuk ku maklumkan hal sebenarnya. Mama!..Mama! Fik dah panggil Mama dah banyak kali.  Sekali lagi Syafik mengejutkan lamunanku. Syafik nak apa sayang.. Bola Syafik hilang..tadi Fik tendang kat situ Aku terus bangun sambil mataku liar
mencari bola Syafik dan  tangan ku memegang lengan Syafik. Ku kira masuk kali ni dah
lima
biji bola Syafik hilang. Perangainya tak ubah seperti Linda. Sering kehilangan barang yang sama dan akan  membeli semula yang baru. Fik..mama tak naklah beli bola lagi, lain kali jagalah  betul-betul.. Syafik tunjuk muka kesiannya pada ku. Hai Syafik, kenapalah wajahmu ini pasti akan mencairkan kemarahanku pada mu. Petang itu ku bawa Syafik pulang dengan bolanya yang baru. Begitulah yang ku lakukan setiap kali hari Ahad. Aku pasti akan membawa Syafik ke taman dan menghabiskan hujung minggu kami bersama. Taman yang dulunya menjadi saksi cinta aku dan Amir, dan taman ini lah kami pernah berjanji
untuk bersama hingga ke akhir hayat walau apa pun yang terjadi .
     Mak Nah, tolong mandikan Syafik dan beri dia makan sekali ye Mak Nah pengasuh Syafik merangkap pembantu rumah ini. Biasalah, kadang-kadang aku rasa aku seperti orang yang dah berumah tangga. Ada anak, ada pengasuh untuk menjaga anak ku (Syafik) dan kami tinggal berempat termasuk suami Mak Nah, Pak Mat sebagai tukang kebun dan pemandu ku di dalam rumah ni. Aku terus meninggalkan Syafik kepada Mak Nah dan Puan, tak nak makan sekali Em.. tak apalah Mak Nah, saya kenyang dan saya nak berehat sebentar dalam bilik, jawab ku.
     Nama Syafik, nama Amir dan  wajah-wajah Ayah, mak dan kakak-kakak ku yang lain silih berganti. Aku tak tahu kenapa tiba-tiba hari ini aku teringatkan mereka. terutama Amir. Za, I tak sangka yang selama ini you ada hubungan dengan lelaki lain , kemudian bila dah wujud anak haram tu, you nak minta simpati dari  I ..perempuan jenis apa you nie Kata-kata
Amir benar-benar meremuk jantungku. Puas aku
cuba
memujuk Amir akan mendengar perkara yang sebenarnya. Bukannya Amir tak kenal perangai Linda. Semuanya Amir tahu seharusnya dia boleh tahu siapa Linda dan seharusnya dia boleh percaya yang bayi itu milik Linda. Oh..Amir, aku masih suci, dan sehingga kini aku tetap seperti dulu, masih menyintai ..walaupun aku banyak menerima kata-kata hinaan dari insan yang kucintai..aku tak sedar air mata ku mengalir di pipi. Gambar Amir masih tetap ku pegang dan ku simpan elok. Apa tah lagi setiap kenangan manis yang tercipta
antara kami. Hanya pada Mu tuhan aku serahkan segala-galanya. Berilah aku kesempatan untuk ku jelaskan segala-galanya
kepada mereka. Kepada semua dunia bahawa aku bukanlah seperti yang disangkakan. 
     Gambar Linda, Dilla dan
Yana
masih juga ku simpan. Kadang-kadang Syafik sering membuka album ini. Sering tanya padaku siapa-siapa manusia dalam gambar ini. Kau terlalu kecil untuk tahu siapa manusia dalam gambar ini, dan kau juga terlalu mentah untuk menerima hakikat bahawa dalam gambar ini ada ibumu yang sebenarnya. Dilla , ku kira sudah bahagia
dengan suami dan anak-anaknya  begitu juga dengan
Yana
. Cuma Linda sahaja yang sehingga ke saat ini tidak ku ketahui kemana hilangnya. Biarlah aku tak mengharapkan kewujudan mu semula Linda. Antara Yana dan Dilla, Dillalah yang sering mengujungi rumah ku. Kebetulan jarak rumah kami dekat dan kami kerap berhubung melalui telefon.
     Masih ku ingat lagi ketika kami berempat tinggal bersama. Aku, Dilla,
Yana dan Linda. Hubungan kami rapat seperti adik beradik terutama aku dan Linda. Segala masalahnya adalah masalah ku juga. Aku sedar Yana
dan Dilla kurang senang dengan sikap Linda yang sering pulang rumah hingga ke pagi dan sering juga bertukar teman lelaki . Kadang-kadang mereka sering bertengkar sesama sendiri kerana perkara yang remeh temeh. Walau bagaimanapun, kami semua tetap berbaik dan dan tetap bersama. Linda, aku harap ketika ini kau dah jumpa jalan hidup mu yang sebenarnya.
 Suhana, you call En. Imran, Consultant kita dan minta dia datang ke sini petang ni ye Emm.. pagi-pagi lagi aku minta pembantu ku menelefon En. Imran. Bukannya apa takut  aku terlupa. Banyak kerja-kerja pejabat perlu aku siapkan. Maklumlah bukan syarikat sendiri.Kan seronok kalau aku jadi Bos.  Atas arahan Datuk Ibrahim bosku sekarang, aku ditugaskan untuk menguruskan hal-hal ubahsuai bangunan ini. Mungkin kerana cadangan untuk mengubahsuai bangunan ini adalah datangnya dari ku maka semuanya di serahkan bulat-bulat pada ku . Bukannya apa, aku inginkan suasana
yang baru bila masuknya tahun baru  nanti. Itulah yang ku harapkan. Segalanya adalah kerana memberi keselesaan kepada pekerja kami yang lain.
     Perbincangan kami petang itu hanya kepada program kerja dan  kontraktor yang telah terpilih berdasarkan pengisian harga tender yang di buat dua minggu yang lalu. Dan sepanjang perbincangan itu juga membuatkan aku sering tertanya-tanya siapa pemilik syarikat kontraktor berkenaan. Amiraza Construction Sdn. Bhd. Sebuah nama yang unik dan penah ku dengar sebelum ini. En. Imran pula hanya menyatakan bahawa aku akan berjumpa dengan kontraktor berkenaan pada hari penyerahan tapak nanti. Untuk pengetahuan Cik Amiza, Kontraktor ini bukanlah seperti kontraktor lain yang
sering lari bila projek tak dapat disiapkan atau membiarkan satu-satu projek yang diuruskan terbengkalai , banyak projek kami berjalan dengan baik di bawah kelolaan mereka. Dan sekarang mereka sedang menjalankan kerja-kerja ubahsuai di Putrajaya terang En. Imran Em...siapa pengurus besarnya En. Amirul Hazrin   Ismail dan mungkin juga untuk projek kali ini dia sendiri yang akan  menguruskan hal-hal yang berkaitan dan kita akan berurusan dengan dia,
jarang sekali En. Amir ni nak menguruskan sendiri projek-projek yang dia terima, biasanya dia akan  menyerahkan  kepada pembantu-pembantunya atau orang kanannya En. Imran menerangkan panjang lebar padaku. Nama
Amirul Hazrin  benar-benar buat aku rasa terkejut. Nama yang terlalu sebati dengan hidup ku...Amir.
    Selesai perbincangan tersebut, sekali lagi aku termenung. Aku seperti merasakan  semakin hampir dengan sesuatu yang ku cari selama ini. Lebih menguatkan lagi bila nama Amiraza, satu nama yang ku cipta bersama-sama Amir dulu dan . Za, abg rasa dah boringlah nak buat kerja di bawah orang nie..abg cadang nak buka syarikat pembinaan sendiri..apa nama yang sedap untuk syarikat kita nanti tangan Amir tak lepas-lepas memeluk pinggangku sambil berangan. Berangan nak buka syarikat sendiri, berangan nak jadi jutawan dan berangan  nak anak ramai. O.k..apa kata kalau abg namakan syarikat abang ..emm..Amiraza ..sedap tak? Tapi ..itu nama anak kita nanti mana boleh. Tak apalah..sedap apa nama tu, mana tahu bila dah dapat baby nanti kita ada nama lain ke? kataku dengan penuh manja. Sememangnya aku terlalu manja dengan Amir. Dan malam itu Amir terus memeluk erat pinggangku. Semuanya zaman remaja ku dulu. Untuk menjadi isteri kepada Amir dan ibu kepada anak-anaknya , semuanya telah punah dan untuk hidup bersamanya hanya angan-angan yang
kosong sahaja. Amir masa telah memakan usia  dan masa juga telah menjauhkan kita. Tak dapat di nafikan aku sering berharap agar kita dipertemukan lagi . Memadailah jika aku dapat menatap wajahmu walaupun untuk kali terakhir. Ketahuilah olehmu, bahawa saban saat aku sering merinduimuwalaupun
lima
tahun segalanya  telah berlalu pergi.
     Hari minggu muncul lagi. Aku bercadang nak bawa Syafik pulang ke kampung. Walaupun berat hati untuk berjumpa dengan keluargaku, namun aku harus juga berjumpa dengan mereka. Merekalah darah dagingku dan merekalah
segala-galanya bagi ku.
Surat dari Shahril adik bongsuku benar-benar membuatkan aku rasa terharu , terharu bila emak menyesal kerana membuangku dan terharu bila mereka tahu cerita sebenarnya daripada Yana. Yana sanggup datang ke kampung ku untuk menerangkan hal sebenarnya kepada keluarga ku dua tahun  selepas emak membuang ku dalam hidupnya. Tapi aku sering tertanya-tanya mengapa Yana tak pernah menceritakan semua ini pada ku. Bahkan terus menyepikan diri dari ku. Dan kerana rajuk ku ini aku abaikan surat
yang berkajang-kajang dari Shahril. Menceritakan kekesalan yang
bersarang di hati emak, ayah dan keluargaku yang lain. Kesal kerana menuduhku tanpa usul periksa. Bila dua hari yang lepas sekali lagi aku menerima surat dari Shahril setalah hampir 2 tahun aku tidak menerimanya, yang menyatakan ayah sakit dan sering menyebut namaku, membuatkan aku  semakin kuat untuk pulang ke kampung. Maafkan Za, ayah
..emak..rajuk Za terlalu lama sehingga Za sanggup abaikan tanggungjawab Za sebagai anak kalian detik ku sendirian
surat dari Shahril ku lipat kemas. Maafkan akak Ril kerana tak pernah membalas surat mu apatah lagi mengirimkan sebarang wang pada kalian  . Ku kira Shahril kini sudah melangkah ke alam dewasa. Ada juga dia menceritakan tentang majlis pertunangannya dan berharap agar aku dapat menghadiri  perkahwinannya nanti . Macam mana agaknya rupa emak, ayah, kak long, angah , uda dan Shahril. Aku benar-benar rindukan kalian. Dalam surat
Shahril ada menyebut bahawa
hujung minggu ini semuanya berkumpul. Semuanya pulang kekampung menjenguk Ayah dan mak. Termasuk 9 orang cucunya yang aku sendiri tak kenal dan mereka mengharapkan kepulanganku seperti hari-hari yang sebelumnya. Mereka juga tidak pernah jemu untuk menunggu dan terus menunggu terutama di hari lebaran .
     Sepanjang perjalanan yang mengambil masa 5 jam itu, benar-benar meletihkan aku. Mujurlah aku tak memandu, Mak Nah dan Pak Mat suaminya menemani aku. Merekalah yang ku curahkan kasih sayang ku selama ini. Terubat kerinduan kepada emak dan ayah bila bersama Pak Mat dan Mak Nah . Dan sepanjang perjalanan itu juga Syafik tak henti-henti bertanya kemana arah tuju kami. Fik..Fik tahu tak yang kita akan bertemu dengan Tok Ayah dan  Nenek   Mama..nanti Fik ada kawan tak? 
Ada
, ramai kawan Fik nanti..tapi Fik kena janji dengan Mama yang Fik tidak  nakal dan kena ikut cakap Mama, Tok Ayah dan Nenek..janji  La Fik kan dah ada Nenek Nah, dan Tok Ayah Mat..kan Nenek Sayang,
Nenek Nah tetap tetap Nenek Syafik tapi yang sayang nak jumpa nie lain Mak Nah menyampuk perbualan kami. Pak Mat tetap tekun memandu dan mendegar perbualan kami bertiga. Perjalanan hampir tiba di daerahku. Banyak yang  berubah, dan Syafik  terlena di pangkuan Mak Nah. Kereta meluncur laju..aku memadang sekeliling.
Lima tahun yang lalu aku pulang ke kampung dengan hanya menaiki Bas sahaja. Tapi untuk kali ini aku pulang dengan  Perdana V6 milik ku sendiri. Semuanya hasil titik peluhku selama lima tahun ini. Tepat jam 5 petang aku dah berdiri di depan rumah ku sendiri. Dada ku berdebar-debar, mungkin aku dalam persimpangan memikirkan sama ada aku akan di terima dengan penuh kerinduan dari mereka atau dengan cemuhan seperti mana pernah ku terima lima
tahun yang lalu. Mak, Amiza pulang Mak, pulang dengan kemaafan detik ku sendirian. Wajah tua Mak yang keluar dari rumah tu hingga ke wajah kakak-kakak ku yang lain serta suami mereka dan anak-anak mereka, masing-masing merenungku atau mungkin Syafik . Hanya  Shahril terus menerpa ke arahku . Memeluk ku dengan erat. Menarik tanganku menuju ke arah Mak..Mak, Za, pulang..Maafkan Za sekali lagi mak, Za belum sempat aku menghabiskan ayatku, Mak terus memeluk ku dengan erat penuh dengan tangisannya.
    Tangisan yang dulunya penuh dengan kebenciannya padaku kini ku kira tangisannya adalah sebuah tangisan yang penuh dengan  kasih sayang. Kami berpelukan erat. Begitu juga dengan kakak-kakak ku  yang lain. Ohtuhan mereka menerima ku lihatlah mereka menerimaku dan begitu dengan Syafik ..Mak mendukung Syafik seperti cucu-cucnya yang lain. Bila ku jejak kaki ku kedalam rumah Ayah hanya terbaring lesu. Air mata  mengalir di pipi.
    Aku memeluk erat Ayah dan aku tak menduga kepulangan ku membuatkan ayah bersemangat untuk bangun setelah lama terlantar di tilam tu. Hari ini Mak kelihatan  gembira bila Ayah menampakkan  lebih semangat dari hari-hari sebelumnya. Manakala aku pula bagi mereka adalah ubat yang mujarab untuk Ayah. Mulai dari hari itu, hujung minggu kami di isi dengan
kepulangan ku ke kampung bersama Shafik atau melawat kakak-kakak ku yang lain. Ayah pula beransur pulih dan aku rasa sungguh lega .terima kasih tuhan..terima kasih kerana memakbulkan doa hambamu ini.
     Atas permintaan Syafik, aku telah menghantar Syafik ke kampung selama sebulan. Memandangkan aku di tugaskan oleh Dato Ibrahim untuk menjalankan urusniaga  di
Sabah. Sehari di sana bagaikan setahun ku kira. Semuanya kerana Syafik. Hampir setiap hari aku menalifon Syafik di kampung. Katanya dia suka tinggal dengan Nenek dan Tok Ayahnya. Aku juga agak terkilan kerana tidak dapat ada ketika hari penyerahan tapak kepada kontraktor. Segala kerja-kerja ubahsuai di pejabat terpaksa diserahkan kepada Suhana pembantuku. Mungkin juga aku tidak akan berpeluang untuk mengetahui pemilik Amiraza Construction (M) Sdn. Bhd. Dari Suhana ku dapat tahu serba sedikit tentang En. Amiruddin. Orangnya  sederhana tetapi serius dan lagi orangnya nampak agak berumur. Mungkin juga Amir atau mungkin bukan. Lima
tahun yang lalu Amir berumur 26 tahun jadi sekarang dia dah berada di awal 30anAmir ke tu.
     Tapi bila aku fikirkan semula, mengapa mesti aku mencari Amir sedangkan ku kira ketika ini dia mungkin telah berkeluarga dan hidup bahagia dengan keluarganya. Oh..tuhan, aku masih lagi memanjatkan doa padamu, semoga aku dipertemukan dengan Amir. Memadailah jika dapat aku menatap wajahnya buat kali yang terakhir. Aku tetap akan menerimanya sekiranya Kau izinkan
     Di sebabkan terdapat beberapa masalah yang tak dapat di elakkan, aku terpaksa berada di
Sabah lagi. Mungkin akan mengambil masa setengah bulan. Aku sedih bila Mak menyatakan Syafik sering menyebut namaku dan mula buat hal seperti tak nak makan, asyik berdiam dan sering meminta Neneknya meminta ku pulang. Aku tak dapat menahan kerinduanku kepada Syafik. Yang pastinya, aku akan bercuti selama seminggu setelah pulang dari Sabah
nanti. 
    Aku mula bertugas setelah seminggu di Kampung. Mak dan Ayah ku bawa sama ke rumahku. Biar mereka rehat di rumahku. Aku meminta Pak Mat membawa mereka keluar bersiar-siar bersama Mak Nah dan Syafik setelah
menghantar ku ke pejabat tadi. Selamat pagi Cik Amiza orang pertama yang ku jumpa setelah hampir dua bulan aku tak jejakkan kakiku di pejabat ini.
    Banyak dah berubah. Perabut pejabat sudah berganti , warna dinding dan kedudukan bilik pun sudah berubah . Pendik kata semuanya kelihatan cantik sesuai dengan suasana tahun  baru. Tak sia-sia kami mengupah En. Imran menjadi perunding  kami. Suhana juga menjelaskan padaku bahawa kerja-kerja berjalan dengan lancar dan mungkin akan siap dalam dua minggu lagi.  Bersama Suhana, kami menuju ke Bilik ku. Cantik, ku kira dalam banyak-banyak ruang , bilik inilah yang paling cantik. Cik..Amiza, ramai memuji bilik you, you tahutak En. Imran dan En. Amirul Hazrin    yang
mengubah  bilik nie. Semuanya kelihatan cantik dan sesuai dengan you. Kata En. Imran bilik nie layak untuk orang secantik
Cik Amiza   Sudahlah Suhana, tak perlu puji I Betul Cik  1 tak tipu, terpulanglah, Oh..Ya Dato  nak jumpa Cik dalam tengahari ini seperti biasa Suhana menyenaraikan aktiviti aku hari ini dan petangnya pula aku akan berjumpa dengan En. Imran dan yang penting sekali EN. AMIRUL HAZRIN  
     Em..so, apa komen Cik Amiza bila lihat bilik niecantik tak?, untuk pengetahuan you, bilik nie hadiah dari En. Amirul Hazrin   pada you dan ini adalah bunga dari dia, terimalah Aku menerima sejambak mawar kuning dari En. Imran HaiEn. Imran sejak bila you jadi orang tengah yang tak bergaji nie aku memandang wajah En. Imran sambil mencium mawar tersebut. em.. I bukannya apa, cuma ini adalah permintaan En. Amir. So, I rasa tak ada masalah
kan
, kalau En. Amir ingin mengambil hati you..O.klah, I kena keluar sebab ada banyak lagi perlu I selesaikan di  tingkat atas , So have a nice day em, sebelum terlupa En. Amir kirim salam En. Imran meninggalkan ku dengan penuh tanda tanya. Hampir seluruh bangunan aku merayau petang tu untuk mencari Amir atau En. Amirul Hazrin   , namun semuanya menghampakan hampir nak patah tumit kasutku mencari Amir. Kadang-kadang aku rasa macam orang gila, ke sana-kemari mencari
Amir. Yang ada hanyalah pekerja-pekerja Amir sahaja. Oh, Amir muncul lah sekurang-kurangnya ia dapat menjawab segala apa yang terbuku di hati ku ini. Tak perlulah kau bermain sembunyi-sembunyi dengan ku. Aku melangkah lemah
menuju ke Bilik ku, suasana yang cantik tapi sayang sekali tak dapat bertemu dengan Insan yang mencantikkan bilik ku nie Hello..mama, Fik nie, nenek tanya mama balik pukul berapa hari ini suara Shafik meghilangkan penatku Sayang..cakap dengan nenek mama tak pasti sebab mama nak pergi ke satu tempat. Mama nak pergi mana, Fik nak ikut Tak payahlah, Fik temankan Nenek dan Tok Ayah, nanti malam mama balik..bye-bye  sayang aku terus meletakkan ganggang talifon. Kalau mama dah ada Syafik, mesti mama dah tak perlukan papa lagikan? aku benar-benar terkejut
dengan suara dan pemilik suara tersebut. Ternyata bukan bermimpi pada saat ini bila Amir betul-betul berdiri di depanku.
    Maafkan Abang Zaabang yang silap kerana tidak pernah memberi Za peluang untuk berterus terang, Abg juga silap kerana membiarkan Za terkapai-kapai sendirianYana telah menceritakan segala-galanya pada Abang dan Abang cuba mencari Za selepas itu tapi Za telah berpindah ke tempat lain. Hinggalah bila abang dapat maklumat dari En. Imran mengenai diri Za, Abg rasa Abang  dah hampir jumpa apa yang Abang cari selama
lima tahun ini tanpa ku pinta Amir menghulurkan maaf dan menerangkan segala-galanya padaku. Aku masih berdiam diri dan menatap wajah Amir. Wajah yang menjadikan aku insan perindu selama lima
tahun ini. Abang tak paksa Za untuk menerima abang semula ataupun tidak, tapi abang berharapabang baru sedar bahawa Za lebih penting dalam hidup Abang semenjak Za menghilangkan diri..dan hari ini abang membawa harapan yang besar untuk  kita aku tetap membisu. Bagiku tiada apa yang yang perlu aku suarakan lagi bila semuanya telah diperkatakan oleh Amir padaku. Za tetap membisu dan Abg rasa abang dah
cakap untuk segala-galanya.biarlah abang pergi, Abang faham terlalu sukar untuk Za memaafkan Abg. Amir seperti hendak berlalu bila aku hanya mendiamkan diri dan terus merenung wajahnya   Abang..nanti, jangan tinggalkan Za lagi..Za dah tak sanggup  untuk kehilangan Abang
    Oh..tuhan sekali lagi aku panjatkan kesyukuran padamu kerana kau kembalikan semula kepadaku  semua manusia yang ku sayang . Terima kasih atas segala-galanya.
    Memang benar apa yang ku katakan pada Syafik tadi, aku akan pergi ke suatu tempat.
Taman yang mencipta kasih sayang ku kepada Shafik dan seterusnya mencipta sejarah antara aku dan Amir. Selain dari mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan, aku juga harus mengucapkan rasa terima kasih ku kepada Yana
. Walaupun aku temui keluargaku dan Amir semula dalam tempoh waktu yang amat jauh sekali. Cuma aku terkilan kerana sehingga ke saat ini aku masih kehilangan Yana.Sekali lagi aku dan Amir melepaskan kerinduan kami di taman ini. Kali ini Amir lama memeluk erat pinggangku.
 Tuhan aku rasa benar-benar berbahagia saat ini. Sekurang-kurangnya aku tak perlu takut sekiranya Linda menjejaki ku untuk mendapatkan Shafik kerana aku dah cukup kuat di samping Amir bakal suamiku, dan keluargaku yang tercinta. Seandainya Linda hadir, aku pasti dapat mempertahankan Shafik dari dipisahkan oleh Linda. Linda, tak perlulah kau cari anakmu ini, percayalah hanya maut yang memisahkan kasih sayang ku terhadap Shafik..

~Tamat~

 

Amir.
Pertama kali mendengar ceritamu aku membayangkan dirimu
Pertama kali mendengar suaramu aku menjadi rindu
Pertama kali  menatap dirimu aku jatuh cinta

Petama kali kita  terpisah
Cintaku, rinduku dan kasihku tak pernah padam
Biarpun kita terpisah buat selama-lamanya
 

valrosesbarf.gif

SEBUAH KEHILANGAN

    Arrghh...erangan yang acapkali meruntun  hatiku dan menikam kalbu...Arrggghhhhh.... lebih panjang..Tidak boleh berehat sebentarkah sahabatku... Keluhan itulah yang selalu keluar dari kotak hati dan perasaan
bila tiba waktu melawat.
    Umairah kini bagai sebuah jasad yang kaku, tidak mampu bergerak.Bagai terasa keresahan di jiwaku, bagai terdengar suara meruntun kalbu...apalah dayaku sahabat..hanya mampu melihat  dirimu terbujur kelemahan namun dari raut wajahmu aku tahu kekuatanmu luar biasa. Aku sekalipun tidak menyalahkan takdir bahkan aku
cuba bersyukur dengan ujian yang dilalui.Mudah-mudahan aku menjadi hamba yang tabah dan redha. Entahlah Umairah.....engkau lebih mengerti dan  memahami. ..lebih merasai perit seksa terlantar dipembaringan itu sedangkan alangkah indahnya jika tatkala ini kita dapat bersama bermunaqashah di maktabah universiti..
    Lebih seminggu aku berulang-alik ke sini..semata-mata untuk  melihat dirimu..hari ini aku datang lagi kerana seperti semalam aku ingin sekali mendengar bicaramu meskipun terkadang apa yang ku fikirkan apakah masih ada ruang untuk aku bersembang denganmu seperti dulu...apapun..Umairah, aku cuma menjalankan tanggungjawabku sebagai sahabat..walau apa terjadi aku ingin kau tahu..aku akan selalu bersamamu  setiap masa dan ketika, susah atau senang..bukankah itu ikrar dan perjanjian yang termeterai dalam aku janji persahabatan kita...
    Mengapa diam sahaja Umairah ? Apa yang hendak kau beritahu pada aku ?Barangkali permintaanmu tidak akan aku  kecewakan..pasti!! sabar ya,sabarlah lagi sahabatku, Aku melihat wajah lesumu..bibirmu kering dan merekah. Matamu meruntun air dari takungan sekian lama ditahan,jatuh perlahan, kusapu agar tidak dilihat orang.
    Bagaimana pula perasaan  yang sebenar sahabatmu ini Umairah? Cukuplah, jangan kau renungi lagi mataku dengan pandangan yang sayu, pandangan yang mengharap kerana aku tidak berupaya untuk memahami..temanku..maafkan
aku!!
    Bagaimana saat ini terlalu jelas di ruang legar ingatanku saat  salam perkenalan pertama dihulur di daerah menara gading ini..Universiti Malaya...Kolej Zaaba menjadi saksi sebuah pertemuan...aku hanya memandang sekilas wajahmu namun tersemat di hati ingin mengenalimu dengan lebih dekat..terasa tenang melihat gerak langkahmu..terdetik jauh di sudut hati kaukah teman yang aku cari..kaukah sahabat yang sering kudambakan dalam doa kudusku sepanjang hari..YA ...ALLAH  termakbul sudahkah permintaanku???...masihkah kau ingat sahabatku...ibtida ukhuwah ini terjalin...hakikatnya, tidak ada sesiapapun yang mengenali pada mulanya dan kitalah yang perlu memulakan....itulah kelahiran persahabatan ini, kelahiran
yang merupakan penyaksian pada ALLAH MAHA KUASA. Biarlah persahabatan ini menjadi satu akar untuk mengikat hati-hati antara ummah, berkongsi idea dan pengalaman untuk dijadikan satu sumber ilmu, bersama menyimpul mahabbah dalam sama-sama menuntut ilmu pengetahuan dalam agendamu.Mencari Redha ALLAH sebagai ghayatuna..InsyaALLAH.
    Sungguh!! Umairah teman yang periang...apa yang ku ketahui..orang yang lahir pada bulan Mac ini..kebaikannya semulajadi...sensitif..kadang-kala pendiam juga..aku melihat di situlah  dirimu...apapun, kau cukup baik
dan insan yang amat baik yang pernah kutemui dalam sejarah  21 tahun kehidupanku....aku tak pernah merasa kecewa kerana mengenalimu...tak sesekali kecewa....Saban waktu yang dilalui penuh rasa kegembiraan, mungkin kerana itu aku lupa untuk mengucapkan syukur...
    Sebelum tragedi ini..aku akui perubahan besar  tentang dirimu....sikap pendiam yang cuma kadang-kala menjadi  acap-kali pula...ku sedari jua senyumanmu tak seceria selalu..tidak lahir benar dari hatimu...ah!! aku kenal betul dirimu Umairah...sering juga kau bercerita tentang kehidupan dan kematian...aku cukup tahu kau sering melontarkan tazkirah ringkas dan aku anggap omonganmu itu juga sekadar tazkirah harian yang biasa aku dengari....apa lagi yang kusedari??? Kau bagai melarikan diri dari aku..dari riak wajahmu ada sesuatu yang kau sembunyikan..ada sesuatu yang kau bimbangkan.....mengapa Umairah???tell me, why?? Sukar benar mentafsir dirimu...sukar benar memujuk agar kau bercerita....tak layakkah aku mendengarnya sedang kita pernah berjanji segala  kesedihan dan kebahagiaan kita rasa bersama...
    Hari itu Umairah betul-betul mencemaskan aku..benar-benar. Lemah tubuhku menerima perkhabaran yang paling sukar ini..Umairah kemalangan ketika menuju ke kuliah pagi itu..sedihnya  lagi perasaanku bila pemandu tersebut tidak menghiraukan Umairah yang terbujur kaku itu...Aku terus mengisyhtiharkan  cuti umum dan bergegas ke Hospital Universiti dalam keadaan mamai...Terus-terang, aku tidak cukup kuat  sebenarnya untuk melihat keadaan Umairah dalam keadaan itu...keadaan yang sama sekali tidak aku fikirkan...namun, kugagahi kerana  Umairah mungkin memerlukan
kekuatan ku..Aku melihat Pakcik  Omar dan makcik Amla  sudah berada  di
sana..kelihatan wajah mereka sugul sekali menghadapi saat-saat kecemasan ini apatah lagi Umairah satu-satunya permata hati yang mereka miliki...Hatiku mula menangis..Terdayakah aku ??Aduh, sanggupkah engkau  Umairah menahan kesakitan yang tidak tergambar ini. Pakcik Omar mengatakan Umairah perlu dibedah segera kerana mengalami kecederaan  serius di bahagian otaknya..Aku mula mentafsirkan sesuatu...YA..ALLAH berikan dia kekuatan..Pahit untuk ku telan..InsyaALLAH, Umairah akan kembali seperti
sediakala.....Berdoalah kepadaKU , nescaya AKU akan kabulkan... SEPOTONG KALIMAH SUCI AL-QURANULKARIM....

Ku yakin padaMu Oh Tuhan!..

Nah, itulah Umairah kini...di pembaringan yang enak itu...Tiada bermaya tetapi matanya mencatat seribu kata, rintihan dan harapan menggunung bersamanya. Tidak sanggup ku renungi matamu Umairah. Selama yang Umairah terlantar, begitulah lama sahabatmu ini memohon dan meminta agar kau terus dipanjangkan usia..
    Mana yang sakit sahabatku..sakit ya?? Tahan ya..Nanti akan sembuh..itulah  harapan yang sering ku ulangi..azimat untuk Umairah..sejak seminggu selepas pembedahan hanya sesekali  Umairah membuka mata itupun kejap dan aku tak pasti dia tahu atau tidak aku berada di sisinya. Tak mengapalah Umairah...cuma ini yang mampu aku lakukan dan berikan...walaupun
terpaksa tuang kuliah atau sesekali terlewat aku rela...Maafkan aku Umairah kerana terkadang aku merasakan inilah detik terakhir kita bersama.Mungkinkah?? Aku tersenyum hambar....cukup hambar.
    Seperti selalu Pakcik Omar dan Makcik Amla berada di sisi Umairah.Semakin cengkung makcik Amla...melihat kelibat diriku, makcik Amla terus mendakapku erat..menangis dalam dakapanku yang terpinga-pinga..Mengapa Umairah?? Tenatkah dia??....Doktor mengesahkan Umairah sudah semakin pulih...2 bulan sudah segalanya berlaku dan berlalu...mengapa makcik Amla menangis bagaikan kehilangan Umairah??Astagfirullah..Agaknya dia terlalu gembira anak tunggalnya itu akan kembali ke rumah mereka....Umairah sudah mula tersenyum...kegembiraanku sukar dibendung lagi pabila Umairah sudah menunjukkan perkembangan yang positif..

 AKU YAKIN PADA QUDRAT DAN IRADATMU..TUHAN..

    11 Mac 2002, Umairah berpesan padaku agar datang melawatnya hari ini dengan membawa pen dan kertas kajang..begitulah Umairah...Terlalu banyak yang diluahkannya hanya di atas kertas itu..kesedihan atau kemarahan
semuanya  kau abadikan pada kertas....ah!!siapa yang tak mengenali Umairah..cerpenis kolej Zaaba, penyajak dan penyair. Kecintaan dan percintaannya  pada keindahan seni menjadikan Umairah juga cukup halus dan teliti..sukar difahami,senang didekati...Mungkin itulah halusinasi seni!! Siapapun kau Umairah..kau tetap sahabat dan kaulah teman sejati....tapi, aku cuma  berkesempatan meletakkan helaian itu di sisimu kerana kau terlalu lena..tak sampai hati aku mengejutmu biarpun aku mengharap untuk berbual denganmu.....
    12 Mac 2002, aku bernawaitu untuk berehat di rumah sepanjang hari ini kerana esok aku akan menjemput Umairah pulang bersama pakcik Omar dan makcik Amla....aku cuba menenangkan perasaan yang rawan sejak aku hampir-hampir kehilangan Umairah.....Lewat malam....bagai sudah direncana, aku menerima panggilan dari pakcik Omar....YA..ALLAH TABAHKAN HATI HAMBAMU DI ATAS PERPISAHAN INI....sekali lagi aku mesti menerima sesuatu yang paling sukar untuk ku hadapi yang sebenarnya hampir ku hadapi 2 bulan lalu...Umairah mendakap ketentuan yang pasti bagi setiap manusia...sayang..dia pergi terlalu awal..Setiap yang bernyawa pasti akan merasai mati
    Sahabatmu ini sudah lemah dan lembik..dia tidak berdaya..Umairah dibawa pulang ke rumah keluarganya..Ya!! dia benar-benar pulang..Ruang tamu rumah makcik Amla sudah  pun kosong......perabut semua diletakkan di luar agar memberi ruang tetamu bertandang, menyaksikan jasad yang sudah kehilangan roh...
    Wajahnya sungguh jernih dan tenang bagai sihat benar, cuma satu..rohnya telah bercerai daripada tubuhnya yang suci itu..aku masih tergamam...sebetulnya Umairah akan pulang dengan sihat gembira..oh!! tidak sebegitu kehendakNYA...aku membuat khulasah ku sendiri..inilah sebuah ketentuan yang pasti..mungkin, Umairah sekadar diberi peluang untuk menatap
wajah-wajah kami sebelum kembali ke negeri yang lebih abadi...
    Di situ aku, melihat mu dalam satu keadaan yang aku redha..redha??InsyaALLAH..Tidak lagi ku kucup dahimu seperti selalu, jemarimu juga tidak lagi ku sentuh..yang paling ku syukuri, matamu tidak lagi berbicara secara halus ke dalam hatiku..Ianya telah pejam dan akan terus begitu...Umairah dimandi dan dikafankan. Cukup tersentuh melihat mereka
menyucikan. Tiada perkara rumit pun kerana aku percaya Umairah suci bersih...
    Wahai Umairah..sahabatmu ini walau bukan sedarah daging yang sama namun kau sentiasa hidup dihatiku...Bersemadilah Umairah kepada Tuhan yang mencipta dan kepadaNYA kita  kembali..aku iringi dengan doa  dan kesejahteraan...
Umairah telah pergi...yang tinggal cuma nama dan kenangan..lenyap segala derita dan cerita..termampukah aku mendakap ketentuan ini dengan redha dan sabar??

Sesungguhnya ALLAH bersama orang-orang yang sabar...

Aku tahu aku akan merinduimu..selalu rindu...senyuman yang tersirat di bibirmu menjadi ingatan setiap waktu tanda kemesraan tersimpul padu...aku tersedar...perjalanan ini tidaklah terlalu jauh  sebenarnya untuk kita menuju kepadaNYA....Umairah..pergimu satu tanda..akan ku teruskan perjuangan ini..walau ku tahu kau tiada di sisi....

11 Mac 2002, 1116 malam....

Bila tiba kita di batas masa
nobat nafiri tiada bernada
sehelai daun kering
berayunan layu, menanti saat di bawa bayu

Mendung hujan turun pun gerimis
sayup terdengar sendu dan tangis
bertitian bisikan kalimah yang suci
moga dimudahkan perjalanan
terakhir ini...

Berat mata memandang
berat lagi tanggungan bebanan perasaan
kendatipun sezarah
dosa pahala pastikan dikira...

Bagai terasa keresahan di jiwamu
bagai terdengar suara meruntun kalbu
tiada walau sesaga di bawa pergi
tak berharga puja dan puji...

Kala jantungmu bagai laut bergelombang
lemah cengkaman jejarimu di genggaman
betapa sukar untuk kita menerima
tiba detik pasti terpisah
di batas masa.

Mardhiyya.....terima kasih atas persahabatan ini....
betapapun segunung kasih sayang...
namun kita pasti takkan bersama di dunia yang fana.....

Salam kasih-sayang berpanjangan

DARI SAHABAT MU....
UMAIRAH

Ku lipat  bingkisan bicara dari Umairah...mungkin..dia lebih tahu akan detik perpisahan terakhir ini. Sekurang-kurangnya...ada juga secebis kenangan buat ku....apapun,siapa aku untuk tidak menangisi pemergianmu sekalipun aku pasrah???
 

valrosesbarf.gif

AKU, LELAKI DAN CINTA

Kata orang, keluargaku adalah keluarga  bahagia. Penuh  kasih sayang. Aku  tak nafikan. Sebagai anak manja dan kesayangan bapa, aku dilimpahkan dengan belaian dan perhatian secukupnya. Lantas aku membesar dengan kepercayaan, kasih sayang  itu satu kewajipan dan semua orang sayang padaku.

         Kepercayaan yang ditanam sejak kecil itu menyebabkan aku mudah mesra dan begitu senang berdampingan dengan orang, walaupun baru kenal. Bapa amat marah jika aku  sombong dengan saudara mara dan rakan taulannya. Sikapku yang keanak-anakan dan mesra itu menyebabkan aku begitu disenangi dan dimanja. Semua orang sayang padaku. Dan aku terus mempercayainya

      Sehinggalah satu peristiwa yang benar-benar merubah hidupku. Bapa yang kupuja  pergi buat selama-lamanya.Tika itu aku baru belasan tahun dan amat memerlukannya. Kasih sayang dan perhatian yang mencurah-curah selama ini terus lenyap dalam hidupku. Kebahagiaan keluargaku terus direntap bila ibu menjadi pemurung dan sentiasa berwajah sugul. Ibu tidak jemu-jemu berkata" Jika bapamu ada, sudah tentu kita tidak begini" Masalah demi masalah mula melanda keluargaku dan akhirnya aku terpaksa menyaksikan keruntuhan sebuah keluarga yang dulunya bahagia.

      Sejak itu, aku berubah pendiam. Namun kukuatkan semangat untuk ke sekolah walau apa pun terjadi. Menakjubkan pelajaranku tidak pula terjejas malah sering pula mendapat keputusan  cemerlang. Aku pun seakan tak percaya dengan keupayaanku ini. Tak perlu teruk belajar tetapi  mampu tersenyum lebar ketika keputusan peperiksaan diterima. Anugerah pelajar terbaik turut kurangkul. Aku akhirnya diterima ke universiti dalam bidang perakaunan. Walaupun tiada minat, aku tetap meneruskannya untuk tidak menghancurkan harapan ibuku.

     Di kampus, aku mula rasa kekosongan. Fikiranku melayang-layang pada kemesraan dan kebahagiaan keluargaku satu tika dulu.  Aku merindui kasih ayah. Jiwaku meronta-ronta . Dan tanpa kusedari, aku memburu kasih sayang yang hilang. 

     Aku kembali kepada diri asalku. Sikap manja dan mesraku menjelma semula. Aku seakan kembali kepada seorang remaja belasan usia yang suka dibelai dan dimanja. Sikap pendiamku hilang dan kepercayaan lamaku bertapak kembali. Bukankah semua orang sayang padaku? 

     Perubahanku  begitu drastik. Kemanjaan dan kemesraanku menyebabkan aku cepat popular di kalangan pelajar lelaki tak kira senior atau junior. Tambahan pula aku mula aktif melibatkan diri dalam persatuan dan aktiviti kampus. Ramai yang ingin mendampingiku atau sekurang-kurangnya berpeluang berbual mesra denganku. Aku pun tak menyangka keadaan berubah begini. Di Hari Jadiku, hadiah dan kad istimewa tak terkira banyaknya. Di Hari Kasih Sayang, agaknya akulah wanita yang paling banyak menerima kad dan coklat dari 'secret admirers'.

       Kerana sentiasa inginkan kasih sayang dan perhatian menjadikan aku  seorang wanita yang tidak pandai menolak atau bercakap 'Tidak' pada lelaki. Aku melayani semuanya dengan baik dan mesra. Aku tidak memilih. Sesiapa sahaja yang ingin berkawan kuterima  sehinggalah pensyarah pun pernah mengajak aku keluar. Namun anehnya, aku hanya mahu berkawan dan enggan bercinta.

        Lelaki-lelaki yang mendampingiku pula lain tanggapan. Mereka menyangka  penerimaanku bermaksud aku menerima mereka lebih dari seorang kawan walaupun aku tak pernah berterus-terang perasaanku. Dan amat malang, mereka terus mencurahkan cinta dan kasih sayang tanpa mengetahui bahawa aku mendampingi mereka hanya untuk berkawan dan bukan sebagai kekasih. Aku adalah sang pemburu yang mencari kasih sayang  yang hilang namun amat degil untuk bercinta!

        Di tahun berikutnya, aku memilih untuk menyewa rumah bersama rakan-rakanku. Tanpa kusedari tindakanku menyebabkan koleksi teman lelakiku bertambah Jika dulu, peminat-peminatku hanya terdiri pelajar universiti dan warga kampus yang lain, kini sayapku semakin luas. Pelbagai jenis lelaki kutemui dari golongan biasa hinggalah golongan profesional dan berpangkat. Ajaibnya hampir setiap lelaki yang berkenalan denganku akan berakhir dengan jatuh cinta denganku.

         Malam-malamku semakin terisi dengan kegiatan yang tidak berunsurkan pembelajaran. Jika dulu, aku sukar keluar malam kerana tinggal di kampus, kini kebebasan mutlak milikku. Telefon asyik berdering dengan panggilan untukku hingga merimaskan teman-teman serumah. Aku semakin ligat keluar malam memenuhi ajakan teman-teman lelakiku. Setiap malam boleh dikatakan berlainan teman. Malah adakalanya dalam satu malam aku keluar dengan beberapa  orang lelaki silih berganti. Aku begitu teliti mengatur pertemuan agar tidak berselisih dan menimbulkan masalah.

        Aku juga bijak menyesuaikan diri dengan setiap lelaki yang kutemui. Jika lelaki itu berpelajaran, pasti bualanku padat isinya. Jika lelaki itu sebaliknya, aku sekadar berbual kosong dan remeh temeh. Dan andainya lelaki itu baik orangnya, baik dan santunlah aku. Tapi malangnya jika lelaki itu kaki disko dan berpesta, maka diriku terus diheret bersama. Namun beberapa perkara tetap kujauhidadah, arak, rokok dan keterlanjuranAku masih sedar batasanku.

        Teman-teman serumah berbuih mulut menasihatiku agar tidak selalu keluar malam. Mereka risau jika aku pulang lewat sehingga ke pagi dan tak senang  duduk melihat aku sering bertukar pasangan. Alasanku mudah. Aku sudah besar dan pandai menjaga diri. Mereka tak boleh berkata apa-apa kerana dari segi pelajaran, aku tak pula kecundang. Walau sering ponteng kelas dan mengantuk dalam kuliah, aku tetap bertahan dengan keputusan yang baik. Malah kadang-kadang lebih baik daripada rakan-rakanku yang belajar setengah mati.  Paling penting kehidupan sosialku tak mengganggu sesiapa.

        Kedegilanku mendengar nasihat memang amat dimaklumi. Hingga satu tahap, rakan-rakanku  tak ambil peduli lagi apa yang kulakukan. Aku bertambah bebas. Rumah  macam hotel. Hanya untuk menukar baju dan tidur sahaja. Pagi, petang siang dan malam ada sahaja aktiviti yang kulakukan. Jika tidak ke kuliah dan aktiviti kampus, pasti akulah manusia yang paling sibuk ber'dating'. Aku tak pernah bosan kerana teman lelakiku ramai. Aku jarang mengeluarkan sesen pun untuk keluar makan atau berjalan-jalan kerana selalu  dibelanja. Wang yang dikirim ibu  hanya digunakan untuk keperluan pelajaran  dan  peribadiku sahaja. Malah buku dan nota sering dipinjamkan secara sukarela oleh abang-abang senior.

       Walaupun kehidupanku penuh keseronokan, hatiku sebenarnya terasa sunyi. Aku tak pernah jatuh cinta sedangkan teman lelakiku keliling pinggang. Perkataan CINTA tak pernah kusebut pada mana-mana lelaki. Pernah satu tahap salah seorang temanku mengugut untuk mencederakan dirinya kiranya aku enggan berkata "Aku Cinta Padamu". Namun, dipaksa macam mana pun aku tetap enggan menuturkannya.

       Aku semakin sunyi. Dalam kekeliruan, aku bertekad memutuskan hubungan dengan setiap lelaki yang menjalin hubungan denganku. Aku jadi begitu kejam dan tanpa perasaan. Mereka terkejut, keliru , marah,  , kecewa dan  menangis kerana tidak dapat menerima perpisahan. Ada juga yang merayu-rayu aku kembali. Panggilan telefon sudah tidak aku layani. Aku bertekad untuk melarikan diri dari segala kegilaan ini. Walaupun aku tahu mereka kecewa, hakikatnya aku lagi kecewa.

      Setelah tamat belajar, aku kembali ke negeri asalku. Setiap hari aku keluar mencari ketenangan seorang diri. Sedang aku tercari-cari arah haluan, aku disapa lembut oleh seorang lelaki awal 40-an. Rambutnya sudah beruban dan wajahnya lebih tua dari usianya. Mungkin perjalanan hidupnya sukar dan penuh ranjau.  Dia menghulurkan salam perkenalan dan aku bagai terpukau menyambutnya.

         Kini sudah hampir setahun aku mengenalinya. Ada sesuatu pada dirinya yang sukar kuungkapkan dengan kata-kata. Paling ajaib, perasaan yang dulu aku tercari-cari  menjelma apabila aku bersamanya. Aku tak dapat nafikan lagi. Aku benar-benar jatuh cinta! Aku jatuh cinta pada lelaki yang boleh kupanggil ayah! Ke mana sahaja kami pergi pasti mendapat perhatian kerana usia aku jauh berbeza darinya. 

       Dia umpama sinar dalam hidupku yang dulu kehilangan arah. Aku sudah menemui kasih sayang yang hilang dan aku juga sudah menemui cinta sejati. Aku tidak peduli lagi apa orang akan kata. Aku bertekad untuk menjadi suri dalam hidupnya. Aku ingin membasuh penderitaannya dan mengembalikan impian hidupnya. Aku akan menjaganya tika ia sakit dan berada di sisinya tika ia susah dan memerlukan aku. 

     Aku akui dia sudah tua, tidak berharta dan tanpa keluarga. Namun, itu bukan jadi ukuran. Cinta tak kenal siapa. Dan aku bersyukur kerana Tuhan telah menemukan aku dengannya. Aku berjanji untuk mencintainya sepenuh hati dan bersamanya hingga ke akhir hayat. Oh dunia ini sememangnya penuh keajaiban

valrosesbarf.gif

SEBELUM DAN SESUDAH

      Semua disini penuh harapan,ketakutan dan aku penuh dengan penyesalan.
Ya ALLAH apakah yang aku lakukan hingga terjadi begini.Aku melayang
jauh terkenangkan detik itu yang menghancurkan hidup insan yang paling aku
sayangi.Oh betapa aku terlalu bodoh,kesal,kecewa setelah apa yang telah
aku lakukan padamu sayang.
  "Abang ni sabarlah sikit,kalau bawa kereta ni abang jer nak menang,tak boleh ke bawa slow sikit,ni tidak,kalau tak habis tekan minyak tak sah..Iza takut kalau naik ngan abang.Ala abang pelan lah sikit,dah naik menggigil badan Iza ni. Pelanlah sayang please."
    "
Ala yang bukan laju sangat."
     Oh detik itu aku rasakan seperti dunia aku yang punya mendengar cara
pujukan insan yang aku sayangi.
   "Baik lah sayang abang bawa slow . Iza jom kita pergi makan.Abang dah lapar sangat rasa macam perit aje perut ni minta di isi.."
     Aku pun berhenti di sebuah gerai dan memesan makanan kegemaran kami. Aku akui Iza,kau memang insan yang cantik dan dia begitu istimewa dalam hidup aku.Tak sanggup aku berpisah walaupun sedetik ketika bersamamu.Walaupun hampir 6 tahun kita bercinta namun di kau paling setia menunggu setiap detik yang berlalu menantikan kepulangan abang di rantau orang demi mendapatkan segulung ijazah.Terima kasih sayangku.Dirimu begitu setia dan sanggup melalui onak dan duri sendirian demi abang.Tak terhingga abang ucapkan terima kasih dan  akan berusaha untuk menjadi dirimu insan yang paling bahagia apabila tibanya saat yang kita tunggu untuk dinobatkan suami isteri yang sah.Begitu lamanya detik itu abang rasakan.Tanggal 29 June 2003 itulah yang akan menjadi sejarah dan bukti cinta abang pada dirimu.
     "Abang...Iza rasa tak sedap hatilah,rasa macam ada sesuatu akan berlaku
pada diri abang."
      "ALA Sayang jangan di ikutkan hati sangat.Selagi Iza ada bersama abang pasti tak akan ada satu rintangan yang memisahkan kita berdua.Jangan asyik layan perasaan yang karut tu.Nasi tu habiskan,kita jauh lagi perjalanan ni nanti tak sempat nak tengok Hisyam dan Nurul bersanding pulak.Kalau tak marah sakan kawan abang tu sebab lambat ke majlis perkahwinan dia.bukan iza tak tahu kami  kawan karib sejak dibangku sekolah dah macam adik beradik rasanya. bertuah nurul dapat bersuamikan Hisyam tu. Sayang nanti kalau kita kahwin abang nak buat majlis kenduri besar-besaran biar satu penang meraikan dan menyaksikan persandingan kita berdua."
    "Ala abang jangan dok berangan lebih.Jom abang kita dah lambat"
    "Sayang dengan adanya pemandu terpantas kejap je kita sampai"
    "Abang jangan dok mengada ngada,bawa kereta  pelan pelan okey.Nanti
kenduri kemana Iza kemana,kalau abang nak mati pun biar lah sorang sorang
tak payah nak babit kan Iza sekali ok."
    "Ok lah sayang abang janji bawa kereta slow,sapa tak sayang cik adik
kat sebelah ni,tak boleh tidur malam kalau Iza tak ada kat sisi."
    "Tahu pun,abang kena janji bawa kereta slow slow sikit okey."
    "Abang janji,puas hati."
    "Dah banyak sangat abang janji kat Iza tapi semuanya hilang dengan sekelip mata saja,hari tu bila ada kereta potong kita abang terus buru dia sampai Iza naik kecut perut nasib baik abang sempat mengelak lori kat depan tu,kalau tidak entah lah abang apa akan jadi kat kita berdua.."
    "Ala relax la hari tu abang tengah mengantuk,kalau tak bawa laju lagi boring."
     " Ha eloklah tu, kerana tak nak boring abang tak ikut undang undang jalan raya lah.Apa lah abang ni
cuba ingat kat Allah.Ni tidak,memandu kereta tu macam setan.Menyampah Iza.abang ingat,kalau masih bawa kereta laju lagi ini lah kali terakhir iza naik dengan abang."
     "Okey lah sayang kalau membebel tu macam mak nenek je."
       Hai kereta depan tu pelan sangat lah pula,nak potong double line.Naik
mengantuk asyik ikut punggung kereta tu,Aku apa lagi bila tengok pemando
kereta didepan aku tu sedang ketawa bila tengok cermin keretanya.Aku
rasa tercabar dan terus memecut kedepan walaupun double line putih dan
terus memotong kereta tadi serta memberikan satu isyarat agar berlumba
denganku.Nampaknya pemandu itu pun yang pantang dicabar terus mengekori
dari belakang.Namun aku tersenyum kerana kereta kesayanganku ini
meluncur laju meninggalkan beliau jauh di belakang.Alamak aku terlupa dengan
janji aku tadi,apalagi muncung  aje wajah Iza .Walaupun meninggalkan
jauh kereta tadi,aku masih lagi memecut kereta PUTERA kebanggaan
negara.Ah perempuan memang cepat merajuk kejap lagi okey lah tu kata dalam hatiku.
     Setelah sampai di rumah Hisyam kira kira waktu 2.30 petang dan kulihat
wajah pasangan pengantin begitu cantik dan sama padan,malu-malu mereka
di atas pelamin yang tersergam begitu indah.hai bahagialah kau Hisyam dapat isteri yang begitu cantik.
     Hampir 2 jam aku berada di majlis itu dan segala gelak ketawa terus
bermain di bibir hisyam suami isteri,maklumlah hari bahagia mereka berdua. Sewaktu aku mahu pulang sempat juga Hisyam menasihatkan agar jangan diikutkan darah muda dan bawa kereta perlahan-lahan,namun aku hanya tersenyum.Sempat juga Iza menjeling ke arah ku tanda protes dengan caraku menjawab saranan sahabat baik ku itu. Dalam perjalanan pulang aku memandu dengan tertib,namun ku lihat wajah kekasih ku masih lagi masam mencuka,aku
cuba buat lawak namun tiada respond dari mu,Akhirnya aku meminta maaf namun tiada sebaris kalimah kemaafan dari mu.Kerana jawapan yang ku tunggu tidak kunjung tiba membuatkan hatiku panas membara.
    Aku terus menekan padel minyak sehabis-habisnya,kerana memang itu
adalah sikap buruk ku apabila dalam keadaan marah.Tetapi aku tersilap
kerana SEPANDAI PANDAI TUPAI MELOMPAT JATUH KE TANAH JUA AKHIRNYA.Begitu jua dengan aku,kereta terbabas lalu merempuh kaki bukit di  selekoh tajam.YA allah aku mendengar sayup-sayup rintihan suara mu
sayang,begitu menderita dan penuh kesakitan pada wajah mu.dan akhirnya aku tersedar yang diri ku berada di kelilingi keluarga ku.
     Ibu ku menadah tangan memanjatkan syukur pada Ilahi kerana
menyelamatkan aku.Menitis air mata ibuku.Ya Allah ya tuhan ku aku berdosa kerana telah mengalirkan air mata ibu ku ke dunia ini dengan perbuatan aku
itu.kata ibu ku aku tidak sedarkan diri selama 14 hari  aku bertanya Iza macam mana,namun mereka berpandangan sesama sendiri aku dapat mengesyaki sesuatu telah berlaku pada diri mu sayang.Namun suara ibuku memujuk dan mengatakan Iza selamat dan telah dibenarkan pulang kerumah.ya Allah ya Allah hu ya Allah aku mengeluh sendirian kerana aku tidak dapat gerakkan kedua belah kaki ku.
     "Ibu kenapa dengan kaki Shah ni,kenapa tidak boleh bergerak?Shah dah lumpuh ke ,jawab lah ibu."
     Doktor menerangkan bahawa aku akan pulih dengan sepenuhnya cuma aku
kena bersemangat untuk pulih seperti sedia kala.Hari demi hari aku bermain perasaan kenapa dikau tidak menjenguk aku di hospital,adakah perasaan marah mu pada ku masih menebal.Maafkanlah abang sayang inilah balasan yang Allah berikan di atas perbuatanku yang mengikut kata hati dan nafsu syaitan.
  Sayangku,hampir sebulan setengah abang terlantar di hospital namun dirimu masih tidak kunjung tiba.Perasaan rindu padamu begitu menebal sehinggakan wajah nurse yang merawat ku itu  di lihat seperti dirimu sayang. Sehinggalah aku di benarkan pulang oleh doktor. Begitu gembira aku ketika itu kerana untuk berjumpa denganmu dan melafazkan kata cinta dan maaf yang bergelora didalam jiwa ku ini.
    Akhirnya ibuku menerangkan bahawa dirimu telah pergi selama lamanya
menyahut seruan ilahi di tempat kejadian.Bagaikan mahu meletup kepala
aku mendengar perkabaran itu,aku tidak percaya dengan kata kata ibu ku
itu dan berkali kali ibu ku menenangkan diri dan menyuruh aku ingat
pada Allah dan menerima suratan takdir.
    Kini hampir 7 bulan ianya berlaku namun wajah mu masih bermain di ruang mataku.Iza ku sayang setiap malam aku berdoa dan memohon keampunan pada ilahi  agar roh mu tenang di
sana dan ketahuilah dirimu adalah insan yang terbaik pernah abang cintai. Ketahuilah sayang abang keseorang,namun tidak siapa yang dapat menggerakkan hati ini untuk melupakan dirimu sayang.Sehinggalah akhir hayat ku ini.Cinta ku pada mu adalah cinta yang suci.
    Sayangku,kini aku telah pulih sepenuhnya dan aku ingin pergi jauh dari sini supaya aku dapat membina hidup baru tanpa dirimu sayang dan bukan aku bermaksud untuk melupakan terus diri mu sayang.sikit pun tidak terlintas di hati ini untuk melupakan dirimu.kerana dirimu sentiasa berada di hati ku.
    Tetapi aku tidak dapat melawan kehendak takdir sayangku.Kenangan
bersama mu sentiasa bermain di mata ku.ya allah berilah aku kekuatan untuk menjalani hidup ku ini.
   Sayang ku Iza baru baru ini aku telah mendapat dua berita yang berbeza
penghujungnya.Yang pertama aku telah di tawarkan bekerja di sebuah syarikat sahabat baik ku di luar negara.Dan aku ingin menyahut tawaran itu.Dan aku bertekad untuk pergi ke sana walaupun ianya di tentang oleh kaum keluarga ku.segala persiapan telah di atur untuk aku meninggalkan tanah air.namun aku kecewa akhirnya kerana ada satu lagi berita yang memeranjatkan diri ku kerana 2 minggu yang sudah aku jatuh pengsan tetapi aku hanya mendapatkan 3 hari rawatan di hospital dan di benarkan kan pulang.namun harapan ku berkecai kerana doktor telah mengesahkan bahawa aku mempunyai tumor di otak.Dan aku harus menjalani pembedahan secepat yang mungkin.
     Iza ku sayang yang mana harus aku pilih,dalam pada masa yang sama
ibuku telah menyarankan agar aku berkahwin dengan insan yang ku anggap adik
sendiri.walaupun aku tidak menerangkan pada ibuku akan penyakit ku ini
kerana aku tidak ingin menjatuhkan air mata ibu kedunia lagi.Cukuplah
apa yang telah berlaku dahulu.
    Iza sayangku,adakah harus aku menolak permintaan ibu.Dan pada masa
yang sama aku tidak mempunyai keyakinan untuk menghadapi saat- saat
bergelut dengan maut di dewan pembedahan pada 8hb march 2003.Dapatkah
aku di sembuhkan dengan pembedahan itu.dan bagai mana harus aku menolak
tawaran yang telah aku persetujui dari sahabat baik ku itu sedangkan
beliau telah menghabiskan begitu banyak wang ringgit semata mata
berkehendakkan aku bekerja di syarikatnya itu.
      Iza ku sayang aku pada masa yang singkat ini jiwa ku begitu tenang
kerana aku telah berkenalan dengan seorang gadis walaupun seketika
berhubung melalui udara.dan maafkan aku kerana aku tidak berniat untuk
menduakan dirimu sayangku.tetapi perkenalan kami hanyalah sebagai teman
dan tidak pernah bersua muka.Aku begitu gembira bila mendengar suara mu
itu kerana seakan suara mu yang sangat di rindui oleh ku dan juga namanya seakan sama dengan mu.
   Maafkanlah abang wahai teman ku EZA,kerana bukan niat abang untuk
mempermainkan dirimu tetapi abang begitu menghormati dirimu dan
menyayangi sebagai teman.tidak lebih dari itu kerana cinta,sayang,rindu hanya
lah pada diri insan yang bergelar NORRIZA.
  Iza ku sayang kini aku pasrah untuk tidak pergi kemana kerana aku hanyalah teringatkan dirimu dan ingin membelai kenangan kita berdua walaupun aku sendirian. Biarlah aku tolak semua tawaran dan pembedahan itu kerana aku ingin pergi dari sini dengan tenang dan penuh keinsafan seolah olah aku melihat lambaian dirimu mengamit agar aku turut serta dengan mu.Di kesempatan hidup ku dan selagi degup jantung masih berbunyi ingin aku mengingati dirimu sehingga keakhir hayat ku ini.
    Wahai ibuku,maafkanlah anakmu ini kerana banyak menderhaka pada mu
dan halalkan lah susu mu itu dunia dan akhirat.anak mu ini akan menyahut seruan ilahi bila bila masa sahaja.dan jangan lah di tangisi pemergian anak mu ini.kerana anak mu ini begitu menyayangi diri mu wahai ibu.namun apa boleh buat kerana semua itu adalah kehendak takdir dan kita harus terima qada dan qadar.
    Kepada semua kenalan dan sahabat handai maafkan lah aku kerana aku
ingin pergi dengan tenang.Buat Eza janganlah mengharapkan sesuatu yang
telah berlalu,kejarilah masa yang terbuka luas untuk mu itu.Abang tak akan
mengganggu diri mu lagi.kini abang ingin ketenangan dan harapan agar satu hari nanti kalau suatu hari nanti kalau abang masih bernyawa pasti kita akan bersua insyaalah kalau di izinkan ALLAH.

    TERIMA KASIH SEMUA DAN JANGAN DI TANGISI PERMERGIAN KU INI NANTI

      SELAMAT TINGGAL 29 JUNE 2003
     ASSALAMUALAIKUM

valrosesbarf.gif

Hanya Satu

    Di sinilah, di tasik indah ini, kira-kira 5 tahun yang lalu aku dan Azran bertemu untuk kali terakhir. Di tasik inilah juga yang telah menjadi saksi pabila kata-kata keramat yang tidak kuduga terkeluar jua dari mulut Azran. Shiqah, lupakan aku aku tak boleh teruskan dengan pertunangan kita ini. kata-kata itu perlahan-lahan keluar dari mulut AzranAku cuma tergamam buat seketika dan air mata aku mula berderai Tapi kenapa Sayang?.. suara piluku terketar-ketar. Oh please Shiqah, tolong jangan panggil aku dengan panggilan itu lagiplease! balas Azran mengeluh Aku menghela nafas panjang dan beristighfar seketika Ok Azran, now please let me know why now, kenapa sekarang kau berubah hati?!
    Shiqah, maafkan aku aku telah jatuh cinta dengan seseorang namanya Leesa, dia bekerja satu pejabat dengan aku tapi bahagian lainTerbakar telinga aku mendengar nama wanita itu. Setelah 3 tahun aku dan Azran membina ikatan cinta ini dan sepatutnya kami bakal disatukan setahun lagi,orang ketiga muncul pula. Inilah dikatakan jodoh pertemuan di tangan Tuhan Oh Tuhan! Dengan nada yang sebak aku menggagahkan diri untuk bertanya.Sudah berapa lama Azran? Tanpa menghiraukan pandangan aku Azran
menjawab Sudah 2 bulan Shiqah aku telah fikir semasak-masaknya,Leesa lah wanita yang aku impikan selama ini. Aku tak nak menipu diri sendiri, apatah lagi diri kau
Tapi Azran kenapa kau sanggup menghancurkan ikatan ini hanya kerana seorang wanita??. Aku sedar Azran, aku tidak memiliki kejelitaan wanita impian kau tapi aku menyayangi kau seikhlas hati dan ini balasan kau pada aku? Apa dosa aku Azran?!suara aku mula keras Maafkan aku Shiqah, perkara yang berlaku ini memang tidak dirancang dan aku rasa jalan terbaik ialah perpisahan iniDan aku mahu putuskan pertunangan ini kerana aku  tak mahu kita menanggung seksa berkahwin dengan orang yang tak kita cintai!
    Kata-kata parah itu masih lagi bermain di dalam benak fikirankukehangatan air mata aku pada hari itu juga masih terasa hati dan perasaan aku pada hari itu hanya Tuhan saja yang tahu Ya Tuhan, sungguh hebat ujianMu terhadap hambaMu yang kerdil ini Pada hari itu jugalah aku baru mengerti, anugerah Tuhan boleh ditarik olehNya pada bila-bila masasiapalah aku untuk menghalang ketentuan Tuhan, orang yang paling aku sayangi sudah berubah hati dan mudah sungguh memungkiri janji dan terus pergi jauh meniggalkan diri ini. Tapi aku pasrah kerana aku percaya, segala apa yang berlaku ada hikmahnya.

    Tiba-tiba lamunanku tersentak dengan sentuhan Mak Leha, pengasuh aku sejak kecil dan masih setia menjaga aku walaupun dalam keadaan aku sekarang ini. Mak Leha memeluk aku erat kerana dia tahu dan faham apa yang telah aku lalui selama ini. Mak Leha sajalah yang aku ada sekarang ini semenjak ketiadaan ibu dan semenjak aku didiagnos mengalami penyakit barah otak. Ibu telah kembali menyambut panggilan Ilahi setahun selepas Azran memutuskan pertunangan aku.
    Pelbagai ujian dan dugaan telah aku lalui walaupun kadang-kala sukar untuk aku terima semuanya.  Dan aku juga pasrah dengan penyakit barah yang aku hidapi ini sejak setahun lalu. Memang aku sendiri tidak percaya dengan penyakit ini tapi inilah pemberian Tuhan dan pastinya ada hikmahnya
    Selepas aku berpisah dengan Azran, aku mula berasa pening-pening kepala tapi tak aku hiraukan. Aku sangkakan pening-pening itu adalah perkara biasa, mungkin aku stress dengan masalah yang menimpa diri aku dan hanya panadol ubat setia aku bila kepala merasa perit. Aku makin galak bekerja setelah mendapat kerja baru sebagai seorang senior executive di salah sebuah syarikat terkemuka di
Kuala Lumpur. Tujuan utama aku menukar tempat kerja adalah untuk melenyapkan segala memori aku bersama Azran
dulu. Dulu masa Azran masih bersama aku lagi, dia banyak menghabiskan masanya menemani aku di ofis lama aku itu. Selain dari itu juga aku ingin menyahut cabaran syarikat baru itu kerana ia menjanjikan offer yang lebih lumayan. Dan hanya dengan bekerja lebih kuat dapat aku melenyapkan Azran daripada ingatan aku
    Pening-pening kepala aku berterusan selama 5 tahun namun aku masih menganggapnya normal. Tetapi sejak setahun lalu pening-pening aku itu bukan kepalang. Sakitnya sampai ke tulang-tulang! Pada suatu pagi aku terjatuh pengsan di bilik air. Nasib baik Mak Leha mencari aku di bilik, kalau tidak, aku tak tahu apa akan terjadi pada diri aku. Aku dikejarkan ke hospital oleh Pak Mat, suami Mak Leha pada pagi itu. Di
sana doktor
tidak dapat memastikan puncanya lagi kenapa aku pengsan dan kenapa aku pening-pening kepala. Aku dibawa pulang pada hari yang sama hanya berbekalkan prostan untuk menahan sakit. Tapi aku telah dipanggil untuk buat pelbagai ujian. Dan daripada ujian-ujian itulah aku telah disahkan menghidap barah otak.
    Air mata aku gugur satu persatu pada hari keputusan pemeriksaan aku diberikan. Tuhan menduga aku lagi Oh Tuhan!. Malam itu juga aku bermimpi arwah ibu memegang tangan aku dan terdengar bisikannya Shiqah anak ibu, jangan putus asa, anak ibu kuat! dan ibu berlalu pergi.Oleh kerana barah otak aku masih dalam tahap yang belum kritikal, aku masih lagi dapat diubati. Aku terpaksa menjalani pelbagai pemeriksaan,
ujian, kimoterapi dan pelbagai jenis ubat badan aku ini terpaksa terima. Rambut aku gugur banyak pada tahap awal tapi sekarang sudah berkurangan. Kadang-kadang aku berasa loya untuk ke hospital dan makan berpuluh-puluh ubat. Tapi inilah hakikat yang aku terpaksa terima dan aku redha dengan ujian ini.
    Namun aku bersyukur, walaupun aku menghidap penyakit ini, aku masih mampu bekerja dan meneruskan hidupku seperti biasa. Setiap hari aku berdoa, agar Tuhan mencekalkan hati aku dan memberikan aku kesabaran untuk menghadapi sisa-sisa hidupku di muka bumi ini. Tetapi pada hari ini aku telah kembali ke tasik ini Aku kembali ke tasik ini kerana Azran telah muncul kembali dalam hidupku. Semenjak Azran meninggalkan aku, aku tidak lagi berani bercinta kerana aku takut dikecewakan lagi. Memang tak dapat dinafikan ramai lelaki yang telah sudi menghulurkan cinta dan kasih sayang, namun cinta dan kasih sayang aku selama ini hanya satu untuk Azran. Dan tidak mungkin aku akan bercinta
lagi lebih-lebih lagi di dalam keadaan aku yang tidak mengizinkan ini. Siapalah yang nak menempuh jerih perit bersama pesakit barah?
    Kemunculan Azran dalam hidup aku terjadi apabila aku telah terserempak dengannya sewaktu aku mempengerusikan mesyuarat di salah sebuah hotel 5 bintang di
Kuala Lumpur ini. Tidak aku sangka mesyuarat yang diadakan antara syarikat aku bersama syarikat lain itu rupa-rupanya adalah syarikat di mana dia menjadi Managing Directornya.
    Pada hari itu aku terlewat menghadiri mesyuarat itu kerana kesesakan jalanraya. Setibanya aku disana aku terus masuk ke dewan mesyuarat dan terus mencari tempat duduk. Aku masih tidak perasan akan kehadiran Azran disitu. Kerana sudah terlalu lewat aku mencapai fail aku dan terus berucap Im sorry ladies and gentelemen for being late this morning. Since Datuk Yahya is not here in
Malaysia to chair this meeting, Ill be
the one to chair this meeting today on behalf of him and I am his new Assistant Manager and my name is Rashiqah Raziq. Mataku perlahan-lahan memandang setiap orang di dalam dewan sampailah ke sepasang mata yang cukup aku kenal. Azran kah itu? Iya memang Azran! hatiku berbisikMata Azran dan mata aku bertentangan dan mata kami tidak berkedip. Aku tidak sangka aku berdepan dengan kekasih hati aku setelah sekian lama. Oh betapa aku merindui redup mata dan wajahnya itu. Aku terhenti seketika tapi aku cepat-cepat bangun dari lamunanku. Alhamdulillah aku berjaya mempengerusikan mesyuarat itu walaupun hati dan fikiran aku tidak seratus-peratus pada mesyuarat itu.
    Selesai sahaja jamuan makan selepas mesyuarat itu, tiba-tiba aku terdengar suara menyapa aku. Tidak aku sangkalkan lagi suara itu milik Azran Hussin Assalamualaikum Shiqah.. Aku berpaling dan menjawab salam Azran dengan sekuntum senyuman. Good work on the meeting Cik Rashiqah!Thanks En Azran Husin. You were impressive as well!..jawabku So how are you Shiqah? You really look different how many pounds did you lose? Memang dari dulu Azran suka menyakat aku tentang berat badan aku.
Dan sejak aku menghidap penyakit barah ini, memang berat badan aku susut mendadak Aku cuma tertawa dan berkata How many pounds would you guess?? Anyways, Im fine, and how are you? Aku sihat Shiqah just missing you!jawab Azran sambil tersenyum. Setelah sekian lama Azran masih mampu membuatkan aku tergamam dengan kata-katanya itu! So kau nak pergi mana lepas ni Shiqah, do you have to go back to the office immediately?, tanya Azran Kebetulan pada hari itu aku bercuti tetapi disebabkan Datuk Yahya terpaksa fly urgently ke Hong Kong, aku lah yang terpaksa mengantikan big boss aku itu dalam mesyuarat pada pagi itu. Takde plan, tapi kenapa?, tanya aku pada Azran. Aku nak spend time dengan kau hari ini Shiqah, boleh tak? Doing what, as if kau sendiri tak bekerja?, aku membalas. Aku half-day hari ni saja je tapi yang pelik tuh
macam tahu-tahu saja aku akan berjumpa dengan kau Shiqah! Lagipun I just want to talk to you, itupun kalau kau sudi Shiqah, kalau kau tak sudi aku faham. Oklah Encik Azran, kau nak pergi mana?jawabku sambil menjeling.
    Pada hari itu kami berdua menghabiskan masa berbual tentang semuanya.Tentang kisah lama dan sekarang. Pada hari itulah baru aku tahu Azran masih lagi membujang. Rupa-rupanya Azran telah lama mencari aku. Kerana aku telah bertukar tempat kerja dan bertukar nombor telefon, dia gagal mengesan aku. Aku pun telah berpindah ke  kondominium baru aku bersama Mak Leha dan Pak Mat setelah ibuku tiada. Dia telah menceritakan hidupnya terseksa setelah meninggalkan aku. Azran menyangka Leesa adalah segala-galanya untuk dirinya tapi sangkaannya meleset. Daripada cerita Azran, Leesa memiliki kejelitaan wanita yang dia impikan tetapi perwatakannya bukanlah perwatakan wanita yang ideal. Leesa hanyalah seperti wanita-wanita lain yang materialistic dan mahu mempermainkan perasaan Azran. Mereka hampir diijab-kabulkan sehingga pada suatu malam Azran terserempak Leesa berpelukan dengan jantan lain didepan kelab malam. Leesa mengaku yang sebenarnya dia tidak menyintai Azran selama ini. Dia mahu bersama Azran semata-mata kerana wang.
    Kau seorang saja Shiqah yang sudi bersama aku semasa aku tak berduitsekarang ini pelbagai jenis wanita mahu mendampingi aku just because I have money keluh Azran pada aku Dan hari itu juga Azran mengakui yang dia telah menyesali segala perbuatannya terhadap aku. Baru dia sedar akulah wanita yang berhak menerima cintanya kerana aku menyayangi dirinya seikhlas hati dan sentiasa bersamanya dalam apa jua keadaan
sekalipun.
    Memang benar, akulah yang berada di sisi Azran dalam suka dan dukanya. Kami mula berkenalan semenjak di Universiti lagi. Aku memang meminati Azran pada masa itu, dan dialah antara jejaka yang popular di Universiti dulu. Tapi pada masa itu, aku tidak berani menyapanya walaupun kami satu kursus. Aku selalu merasakan diri aku tidak cantik dan sememangnya badan aku gempal. Aku tidak ada banyak kawan lelaki dan kawan-kawan aku
rata-ratanya perempuan. Tapi Tuhan itu Maha Berkuasa kerana kami dipertemukan dalam keadaan yang tidak disangkakan. Pada suatu pagi di perpustakaan, aku tengah mengulangkaji pelajaran kerana peperiksaan akan menjelang 3 hari lagi. Memang aku suka bangun awal pagi dan pergi perpustakaan untuk study. Tiba-tiba Azran menyapa aku, Eh kau ni satu kelas ngan aku
kan. Aku Azran, kau Rashiqah kan? Terkejut aku bila Azran tahu nama aku. Eh mana kau tahu nama aku? Alaa siapa yang tak kenal dengan
Rashiqah Raziq. Top student! balas Azran. Boleh tolong aku tak, !study dengan aku? Aku Cuma tergamam dan mengiyakan saja. Aku memang suka menolong orang tak kisah sesiapa sahaja. Dan sejak dari hari itu kami berkawan baik dan selepas menamatkan pengajian barulah kami mula bercinta. Akulah yang bersama Azran sewaktu dia baru merangkak untuk memulakan kerjayanya, Segala kesusahan dan kepayahan sama-sama kami pikul.Aku sendiri tidak hirau dengan kedudukannya yang penting aku amat
menyayanginya. Kami sama-sama berusaha dan bekerja kuat untuk mengumpul duit
untuk berkahwin tapi harapan aku hancur dengan kehadiran Leesa dalam hidup kami. Pertunangan yang diikat atas dasar cinta selama 3 tahun itu hancur berkecai hanya kerana orang ketiga.

Shiqah, please give me one more chance? rayu Azran. Kenapa Azran,kenapa sekarang baru kau mahu aku kembali? Aku tidak seperti dulu Azran, balas aku teresak-esak Apa maksud kau Shiqah? Adakah kau sudah berpunya?, tanya Azran serius Tidak, mana mungkin aku menerima cinta orang lain selain cinta kau Azran air mata aku mula menitis laju Tapi kenapa Shiqah? Aku mengaku aku bersalah. Aku memang bodoh! Kerana kecantikan Leesa, mata dan hati aku jadi buta! Buta pada cinta ikhlas yang
kau berikan pada aku selama ini. Aku lupa paras rupa tidak bertahan selamanya tapi keikhlasan dan hati budi yang luhur itulah yang kekal selamanya. Walaupun mulut aku mengatakan cinta pada Leesa tapi pada hakikatnya cinta dan hati aku ini hanya lah untuk kau Shiqah! It took me a while to realize that you are the one for me! Im sorry Sayang for taking you for granted for all these years! You are the one that I want to spend the rest of my life with! Please Shiqah give me this one last chance to prove my love is for real and its only for you! Azran tidak henti-henti merayu aku untuk kembali kepadanya, tetapi aku terus terdiam dan air mata sahaja yang mampu aku titiskan.
    Selepas pertemuan itu, kami saling berhubung dan memang aku akui Azran masih sayangkan aku. Tapi aku masih belum memberitahunya tentang penyakit aku ini. Dan akhirnya aku bercadang untuk memberitahunya tentang perkara sebenar di tasik itu juga, tempat terakhir aku berjumpa dengan Azran sewaktu dia melafazkan kata perpisahan pada aku. Aku pasrah, jika Azran ingin mengundur diri buat kali kedua, selepas aku menceritakan segala-galanya, aku telah bersedia kali ini.
    Dan itulah sebabnya aku kembali pada tasik ini, pada hari ini ditemani Mak Leha dan Pak Mat. Aku ingin berterus terang dengan Azran. Tak mampu lagi untuk aku menipu dirinya dan diri aku sendiri. Aku harus terima kenyataan, jika memang jodoh aku dengan Azran tidak tersurat, aku harus redha! Kelibat Azran masih belum nampak di sekitar kawasan tasik. Mana pula Azran ni, kata nak jumpa aku pukul 10 pagi mesti bangun lewat lah tuh! Assalamualaikumtiba-tiba terdengar suara memberi salam. Aku
berpaling, oh Azran rupanya. Dia terlewat kerana keretanya rosak. Buat hal pulak kereta aku tuh Shiqah. Baru sebulan pakai dah rosak. Maafkanaku ya kerana terlewat! senyum Azran.
    Selepas Azran bersalaman dengan Mak Leha dan Pak Mat, Azran membawa aku
berjalan-jalan di sekitar tasik itu. So Sayang. apa yang nak Shiqah cakapkan dengan Azran? Itulah panggilannya pada aku sejak akhir-akhir ini. Tapi aku masih belum boleh membalas panggilannya itu selagi aku tak bercerita tentang kisah yang benar. Azran, ketahuilah kaulah insan yang aku sayangi dan cintai sejak dulu dan InsyaAllah sehingga nafas aku yang terkahir tapi ada satu perkara yang perlu kau tahu
    Azran hanya menggeleng-gelengkan kepala dan menangis. Tak pernah aku lihat air mata jantannya mengalir dan itulah kali pertama. Oh Shiqah kenapa kau tak berterus terang dengan aku! Apa yang kau takutkan lagi? Kau takut aku akan tinggalkan kau sekali lagi just because kau ada cancer?! Kenapa kau terlalu selfish dan menyimpan kesakitan kau seorang diri! Kau tahu tak sebenarnya aku sudah lama tahu! Alhamdulillah, doa aku
termakbul bila mana dalam usaha aku mencari kau selama 5 tahun itu, aku terjumpa Maya kawan kita tuh. Maya lah yang telah beritahu aku segala-galanya, termasuk syarikat kau bekerja. Dan mesyuarat pada hari itu sengaja aku aturkan dan aku telah request Datuk Yahya untuk beri kau peluang mempengerusikan mesyuarat itu! Aku tergamam lagi. Maya merupakan kawan baik aku dan kawan sekursus aku dan Azran sewaktu di Universiti.Kalau aku tak jumpa Maya mesti aku tak akan tahu kau ada cancer sampai
bila-bilasambung Azran sebak Azran memandang aku sedalam-dalamnya. Terpancar keikhlasan hatinya yang tak pernah aku lihat sebelum iniShiqah, kau adalah insan yang telah sudi menyayangi aku selama ini dan menerima aku seadanya, kenapa aku tak boleh berbuat demikian untuk diri kau! Kita lupakan kisah lalu dan aku harap kau maafkan aku Shiqah.Sememangnya kesalahan aku pada kau tak terhitung banyaknya dan itulah
sebabnya aku berjanji pada kau hari ini untuk menebus segala kesalahan aku!Aku sayang dan cintakan kau Shiqah. Hanya satu dalam hati ini dan kaulah insan itu Shiqah! Aku berjanji akan berada disisi kau sehingga ke akhrinya, ini janji aku Shiqah, percayalah Sayang! Azran terus menggenggam erat tanganku dan kami sama-sama menangis.

valrosesbarf.gif

TERPENDAM

 

   Aku ingin melarikan diri daripada keserabutan ini. Fikiranku sudah tidak tenang lagi di sini. Aku terpaksa menanggung segala penderitaan. Sememangnya penantian itu suatu penyeksaan dan aku kini mengaku kalah. Aku tidak dapat bertahan lagi. Kesabaranmu sudah menipis. Manakala kecekalan hatiku telah hilang dalam kegelapan masa depanku.
        Semua ini angkara insan bernama Shahrul Razi. Aku tidak tahu kenapa hatiku mudah percaya pada lelaki ini. Aku juga tidak menyangka aku boleh jatuh cinta padanya sedangkan selama ini Hisham Syary merupakan insan teristimewa yang sentiasa bertakhta di hatiku. Adakah ini dinamakan takdir? Atau lebih tepat suatu dugaan yang maha berat bagiku. Aku sememangnya tidak berdaya lagi setelah apa yang terjadi pada diriku angkara Shahrul Razi. Dia sememangnya lelaki pengecut yang begitu takut mengakui kesilapan sendiri. Dan disebabkan sikapnya itu, dia lari dari tanggungjawab hasil daripada kesalahannya itu. Maka tinggallah aku seorang wanita yang perjalanan hidupnya sentiasa dirundung
malang dan awan kelabu.
         Jika hendak diikutkan hati, mahu saja aku menamatkan nyawaku sendiri agar puas hati semua pihak. Agar Shahrul Razi boleh ketawa keriangan kerana berjaya melepaskan diri dari bebanannya itu. Namun sampai mati, aku tidak akan memaafkan segala perbuatannya itu. Akanku tuntut pembelaanku di akhirat demi keadilan yang tidak dapat ditegakkan di dunia ini. Shahrul Razi tidak akan terlepas dan setiap saat nafasnya pasti tidak akan tenteram kerana penganiayaannya terhadapku.
        Tak siapa tahu penderitaan batin yang kutanggung. Benar dari segi lahiriah, aku cukup pandai menyembunyikan diri dengan menzahirkan perwatakan yang ceria bagai tiada masalah. Namun sekali-sekala batinku yang terseksa itu terlepas keluar dan wajahku akan menjadi murung serta- merta. Hanya mereka yang sempat menyaksikan perubahan drastik diriku  itu  dapat mengesyaki ada suatu yang tidak kena pada diriku.
      Tapi tidak sekali-kali aku akan menceritakan sebab kemurunganku ini walau didesak dan dirayu. Aku adalah wanita yang cukup pandai menyimpan rahsia sehingga rela membiarkan beban itu memakan  hati hingga hancur luluh dan berkecai.
        Keluargaku tidak mengetahui apa-apa kerana kebiasaannya aku bersikap mendiamkan diri tentang hal peribadiku. Hanya sekali-sekala kuluahkan isi hatiku secara tidak langsung dan cukup berlapik.
Ada juga dalam keterpaksaanku memberikan isyarat pertolongan namun keluargaku tetap tidak dapat mengenalpastinya. Mungkin mereka juga sibuk dengan masalah masing-masing  dan sudah tidak mengerti lagi isyarat halus darah dagingnya sendiri. Aku tidak menyalahkan mereka kerana banyak yang mereka tidak tahu tentang diriku. Mereka hanya kenal aku sebagai watak aku di rumah.
         Di luar dan di mana sahaja di muka bumi ini yang bukan rumah, perjalanan hidupku sememangnya pilu dan menyedihkan. Luka demi luka menghiris hidupku sehingga aku merasakan usia mudaku hanya berlumuran darah dan penuh kelukaan. Aku bukan lagi muda dan sihat pada pandangan zahir tetapi sudah lelah dengan penderitaan. Nafasku sudah sesak dan nyawaku mungkin berakhir pada bila-bila masa. Hanya doaku ingin mati dalam keimanan dan bukan kerana putus asa.
        Aku tidak tahu samada adikku yang tidur sekatil denganku itu tahu bahawa malam-malamku banyak dilalui dengan tangisan? Mungkin tidurnya nyenyak , lena dibuai mimpi sedangkan aku menderita insomnia setiap malam. Air mataku amat mudah mengalir di malam hari tatkala kesepian menguasai ruang waktu.  Dan tangisanku adalah tangisan kekecewaanku atas kehidupanku yang tidak menentu. Luka dan dilukai. Belum sempat luka lama  menyembuh, luka lain datang silih berganti.
        Kadang-kadang tika keluargaku sibuk berbincang hal diri masing-masing, aku memencilkan diri di suatu sudut dan menangis. Aku tiada apa hendak dibincangkan kerana aku merasakan diriku adalah kambing hitam dalam keluarga. Dan jika aku meluahkan walau hanya setitis rahsia hidupku, pasti mereka terkejut dan sukar menerimanya. Aku tetap memilih menjadi insan yang penuh rahsia. Paling
malang, tika ahli keluargaku bergelak ketawa, aku menangis dalam diam.
        Adakah keluargaku tahu bahawa aku pernah beberapa kali
cuba menamatkan nyawaku sendiri? Entah berapa kali pil-pil merbahaya kutelan lantaran desakan penderitaan. Dan ada kalanya sengaja kuminum campuran herba yang berbisa dengan harapan perutku akan pecah dan aku akan mati sahaja! Acapkali juga di malam dingin tika adik dan ibuku sedang nyenyak tidur aku memberanikan diri keluar rumah meredah kepekatan malam dengan harapan ada penjahat menikam aku sehingga mati. Namun Tuhan tetap melepaskan aku dari pelukan maut. Aku terharu kerana Tuhan masih memberiku  peluang untuk hidup di bumiNya. Dan rezekiku sememangnya ditakdirkan sedemikian rupa untuk hidup penuh penderitaan.
        Namun aku tetap benci dengan apa yang kulalui. Aku sememangnya mempunyai sejarah silam yang panjang dan memedihkan. Aku tidak mahu mengenangkannya tetapi ingatanku tetap kukuh mengingatinya. Aku mahu lupa pada segala kenangan pahit . Aku menjadi lemah kerana igauan-igauan silamku yang menakutkan. Sedari kecil, aku sudah merasai beban tekanan perasaan. Puncanya biarlah aku merahsiakannya. Aku tidak betah lagi melakarkan sejarah hitamku. Diari-diari kehidupanku sudah tertulis sejak azali dan aku tetap perlu menerimanya walaupun pahit.
        Adakah penderitaan yang begitu hebat yang kutanggung kini kesan daripada kisah silamku? Mungkin disebabkan sumpahan Along Wijaya yang ingin melihat aku hidup tidak tenteram kerana tindakanku meninggalkannya dahulu. Tapi salahkah aku meninggalkannya setelah dia tergamak memusnahkan masa depanku. Dunianya penuh kegilaan dan aku boleh jadi gila jika terus bersamanya. Kehidupannya amat pelik dan ragam keluarganya juga memelikkan. Kata-kata manisnya tidak dapat membeli cintaku.
        Atau mungkin kerana dendam Abang Zack  yang mula membenci semua wanita keranaku? Adakah dia turut mendoakan kehancuran hidupku gara-gara
surat putusku sebanyak  lapan  helai? Putusku kerana terpaksa dan jua kerana masa depanku dan masa depannya. Tetapi jelaslah kini masa depanku tidak sebaik masa depannya yang mungkin kini di ambang kejayaan. Aku mengharapkan dia menerima penjelasanku dan memaafkan diriku.
        Bagaimana pula dengan Abang Uda yang kutinggalkan dengan cerita bahawa aku sudah mempunyai teman lelaki yang sedang belajar di negara Matahari terbit. Sememangnya itu adalah cerita benar dan bukan rekaan tetapi temanku itu sudah lama menyepi tanpa berita. Hanya doaku dia akan pulang menemuiku walau tanpa cinta kerana aku sudah bersedia menerima suatu lagi kelukaan.
        Nyawaku kini mungkin dipanjangkan dengan sisa-sisa nafas cinta Hisham Syary terhadapku. Aku sedar cintanya tulus padaku dan aku juga begitu menyayanginya dan dia jualah insan pertama yang kucintai. Mungkin akan kekal buat selama-lamanya aku menyintainya walau dalam kejauhan dan penderitaan. Cuma yang aku kesalkan, keluargaku tidak merestuinya dan kerana itu sampai bila pun cinta ini menjadi cinta terlarang. Kuasa cinta nampaknya tewas juga tanpa restu keluarga. Hanya denyutan jantungku masih bernafas kerana sisa-sisa cinta itu masih kuat menyala. Hakikatnya aku tetap perlu menerima kenyataan bahawa aku bukanlah insan bertuah dalam melayari kehidupan dan alam percintaan. Kubertekad untuk melarikan diri dari cengkaman kepahitan. Sehingga kini aku berlari..
 

valrosesbarf.gif

Mencari Impian

 

    Fikri kelihatan leka mengadap skrin komputernya. Kelihatan berbagai jumlah angka yang memenuhi ruang dari skrin komputer nipisnya. Matanya  seperti terlekat pada paparan production yang dia linkkan dengan file lain. Fail yang menjadi penting bila tibanya hujung bulan. Malah itulah juga yang akan di tuntut oleh bosnya.
    Fikri.. esok kita ada management meeting. Tolong bersedia dengan report bulan lepas 
    Arahan yang sering diterimanya dan perlu  patuhi. Malah itulah tugasnya di situ, menyediakan sesuatu yang akan memudahkan ketuanya. Dia mengalihkan kursor mouse canggihnya ke toolbar bawah. SAP program menjadi destinasinya. Ikon sonic kelihatan berlari garang bila dia klik pada sap program menandakan permulaan program. Satu menu SAP R/3 permulaan terbentuk meminta ID yang dibenarkan. Fikri tersenyum. Fikri keliru, dia tidak tahu ingin memasukkan id siapa. Ini kerana dia mengetahui banyak id. Dari id general manager sehinggalah ke id untuk manager plant. Namun untuk urusan harian, selalunya dia memasukkan id bagi dirinya sendiri

User   : Fikri
Password  : *******

   Butang enter seakan nak pecah menahan tekanan jarinya. Memang begitu, 
bunyi itu terasa merdu padanya. Malah kepantasan gerakan tangannya dalam 
menjalankan tugas sering mendapat pujian. Namun Fikri seorang yang berhati-hati dalam melakukan kerjanya. Sehingga kini, dia tidak pernah melakukan sebarang kesilapan yang boleh menjejaskan reputasinya. Dia tahu kerjanya yang berkaitan dengan pelbagai angka. Kalau salah sahaja satu angka, maka kesilapan itu akan membawa risiko yang besar kepada syarikatnya. Semuanya berada di hujung jarinya. Namun dia tidak pernah menyalahgunakan kuasa yang di berikan kepada. Lantaran itu dia mendapat kepercayaan untuk menguruskan sesuatu yang sulit dan rahsia bagi syarikatnya.

   Dari skrin di depan matanya, main menu SAP Easy Access telah menjelma. 
Ketika dia cuba menaip program untuk dia melihat summary pengeluaran, 
satu mesej dari e-mail diterimanya. Pantas dia menekan yes pada mesej 
tersebut. Program e-mail dengan pantas menjelma. Dan dia mencari mesej 
baru yang ditujukan kepadanya.

Form  : sutra biru
Subject : sesuatu
To  : tukang kebun

   Ada senyum di bibirnya. E-mail misteri itu di terima untuk kesekian kalinya. Anehnya dia sendiri tidak tahu siapakah sutra biru tersebut. Namun terus fikri membaca e-mail yang di tujukan kepadanya.

Sungguh bertuah taman yang mendapat perhatian daripada seorang pekebun. Malah di jaga dengan begitu baik. Kenapa pekebun tidak sudi menoleh sedangkan sutera diam memerhati pekebun berlari - sutera biru

    Fikri nampak terkejut. Sejak akhir-akhir ini, dia dapat merasakan sutera biru mengetahui apa yang dilakukannya. Tak mungkin. Tapi mungkin juga. Setiap petang dia akan berlari di tasik Shah Alam. Tak mungkin itu pun sutra biru boleh tahu. Ah.. lantak le. Bukan rugi apa-apa pun. Katanya dalam hati. Fikri lebih senang menumpukan pada kerjanya. E-mail dari  sutra biru di biarkan seperti selalu tanpa balasan. Cuma sesekali jika dia rasakan ingin menyatakan sesuatu, barulah dia menuliskan e-mail buat sutra biru. Selebihnya dia hanya membiarkan e-mail sutra biru berada dalam imboxnya. 
   Seketika kamudian matanya terus menatap screen komputernya. Pantas jarinya menekan code program summary untuk pengeluaran. Dia perlu menyelesaikan error yang terdapat dalam system sebelum check stock. Kalau tidak, akan ada masalah pada hari terakhir untuk setiap bulan.
    Matanya menatap  paparan ZPPPROD03_NEW, namun fikirannya melayang jauh. Sutra biru. Itulah istilah yang ada dalam fikirannya. Siapakah gerangan sebenarnya empunya nama. Seingatnya, dia tidak punyai kawan yang menggunakan nama tersebut. Malah dia juga jarang berutusan dengan e-mail. 
Apa kabar pekebun
Itulah e-mail pertama yang di terimanya. Dia yang terkejut terus menjawab e-mail tersebut. Namun dia hanya menulis satu kenyataan.
Anda tersalah menghantar e-mail. E-mail anda tersesat masuk ke inbox saya. Sila hantar sekali lagi kepada orang yang ingin anda hantar agar dia menerima e-mail anda terima kasih
    Namun sejam kemudian dia menerima e-mail lagi.
    Saya tidak tersalah orang. Tukang kebun yang menyembunyikan dirinya. 
Betulkan fikri, awak yang tidak mengetahuinya
Bermula dengan itulah fikri tidak pernah sunyi dengan e-mail misteri yang diterimanya.
Ada juga dia pernah bertanyakan siapakah sutra biru. Malah pernah juga dia membuat temu janji. Namun fikri yang datang awal hanya ingin melihat siapakan sutra biru. Dia hanya berdiri tidak jauh dari tempat yang mereka janjikan. Namun setelah menunggu hampir setengah jam, tiada seorang pun yang berdiri di tempat yang di janjikan. Fikri jadi muak sendiri. Dia malas dan bosan, akhirnya fikri balik ke rumahnya. Namun esoknya dia menerima e-mail misteri lagi

Bijak sungguh tukang kebun sekarang. Berada di tempat yang jauh untuk 
melihat kenyataan. Tanpa sedar sutra biru memerhati dalam diam 

    Fikri hanya buat tak tahu. Memang menjadi perangainya. Padanya kalau tidak ingin memperkenalkan dirinya, sudahlah. Tak perlulah dia bersungguh untuk mengetahui siapakan sutra biru. Fikri seperti membuat kesimpulan. Dan dia dapat menjangkakan sutra biru akan berputus asa bila dia tidak menuliskan e-mail buatnya. Namun sangkaannya meleset. Tenyata dia tetap menerima e-mail dari sutera biru.
    Kini hampir setahun dia menerima e-mail mesteri dari sutra biru. Satu jangka masa yang panjang. Fikri berkira-kira sendiri. Sutra biru seperti tidak pernah berputus asa walaupun dia jarang-jarang menjawab mail yang di tujukan kepadanya. Pantas tangannya membuka e-mail untuk menulis sesuatu buat sutra biru.

    Jika ikhlas nyatakan dirimu. Jika benar, kenalkan siapakah kamu. Jika betul, tunjukkan kesungguhanmu. Jika asli, jelmakan rupamu. Jika berani, sahutlah cabaranku. Esok Ahad. Tempat dulu dan waktu 10.00 pagi. Tukang kebun menanti untuk meracun rumput yang menggangu

   Terus mail itu di sendkan kepada sutra biru. seketika kemudian, dia meneruskan kerjanya yang telah tertangguh. 
   Nabila kelihatan terkejut menerima mail dari lelaki yang degil itu. Nabila merupakan pelajar tahun akhir di UITM Shah Alam. Fikri dikenalinya sejak dari sekolah lagi. Cuma dia tidak bertuah kerana fikri pada masa itu berada di tingkatan enam, sementara menunggu panggilan ke peringkat yang lebih tinggi dan dia berada di tingkatan empat. Yang dia tahu, selepas itu fikri meneruskan pengajian di salah sebuah ipt tempatan. Dia amat tertarik dengan fikri. Dia sendiri tidak tahu kenapa. Cuma lelaki itu amat berbeza. 
    Pada mulanya dia tidak begitu mengenali rupa fikri. Dia hanya mengetahui nama fikri melalui rakan-rakannya. Apa yang menjadikan fikri menarik di matanya ialah kelakuan fikri. Fikri memang mendapat perhatian daripada pelajar-pelajar perempuan. Selain dari rupanya yang kacak, dia juga sering membuat kejutan. Malah dia tersenyum sendirian apabila mengingati fikri sering menampalkan surat-surat yang diterimanya di papan kenyataan sekolah. Setiap minggu, ada saja nota-nota ringkas dengan bahasa yang indah terpapar di papan kenyataan sekolah. 
Itu semuanya kerja fikri yang gila tu. Memang pelik, kalau orang lain, tentu akan terima, tapi dia selamba derk aja buat macam tu. His.., aku pun tak reti. Tapi dia kawan yang baik tau. Selalu tolong kalau kita orang ada masalah
Teringat kata-kata kakaknya bila dia bertanyakan tentang surat-surat yang tertampal di papan kenyataan sekolah. Kakaknya sekelas dengan fikri dan merupakan kawan fikri. Dan tanpa dia sedar, ada perasaan yang aneh timbul di jiwanya. Namun dia pendamkan saja kerana dia tahu fikri bukannya mudah untuk memberikan tumpuan kepada sesiapa.

    Dan setahun lalu dia berjumpa semua dengan fikri. Dia pun terkejut kerana adik fikri juga melanjutkan pelajaran di tempatnya. Linda tidak pernah tahu tentang dirinya. Malah dari Linda dia tahu banyak perkara tentang fikri. Kata Linda abangnya tu lembut kalau kena caranya. Cuma sifat abangnya yang tidak suka menyusahkan orang lain. Perkenalannya dengan linda berlaku hanya kerana kebetulan. Satu perjumpaan di buat bagi mengumpul semua pelajar dari negeri yang sama. Dan dia terkejut bila Linda mengatakan dia bersekolah di sekolah yang sama dengannya. 
  Namun seminggu kemudian, Linda datang berjumpanya. Linda yang masih 
tidak biasa dengan bangunan di uitm mendapat kesulitan untuk mencari makmal komputer. Kata Linda dia ingin sendkan sesuatu buat abangnya. Yang menarik minatnya ialah nama yang Linda tuliskan pada address e-mail tersebut. 
Tukang kebun
   Linda menerangkan itu ialah abangnya yang kini berkerja di sebuah 
syarikat di Selangor juga. Dan bermula dari situ, Linda menerangkan siapakah 
abangnya. Kata Linda lagi, abangnya sering datang mengambilnya untuk 
keluar berjalan-jalan. Dia yang ingin memastikan betulkah Linda adik 
kepada fikri mengambil kesempatan untuk melihat dari jauh bila fikri datang 
mengambil Linda. Dan hatinya berdebar sehebatnya bila kali pertama melihat fikri setelah hampir tiga tahun tidak berjumpa. Dari situ dia mula mengutuskan e-mail kepada fikri tanpa memperkenalkan dirinya. Malah Linda juga sering menceritakan tentang abangnya kepadanya bila mereka berbual.
Kak ila tahu tak, abang orang tak pernah ada mak we tau. Pelikkan. Dia belajar di ipt jugak. Tapi tak pernah dia bagitahu dia ada mak we 
Terang linda menarik minatnya.
Isss.. linda ni.., mana linda tahu. Kalau ada pun, tak
kan le dia nak bagitahu pada linda Tanyanya pada linda.
Ala... abang fikri dengan orang baik le. Dia akan bagitahu orang le kalau dia ada mak we. Itu janji dia pada orang dan orang janji kat dia, kalau orang ada pak we... orang pun kena bagitahu dia Terang linda jujur.
Kak ila try le usha abang orang tu. Kasihan dia, kesunyian. Hidupnya dengan kerja dia aja. Kalau hujung minggu pulak, selalu dia bawak anak-anak akak orang yang perangai nakal tu jalan-jalan. Kadang-kadang dia datang ambik orang. Lupa pulak, kak ila pernah tengok tak abang orang Cadangan dan pertanyaan linda mengetarkan jiwanya. Linda nie macam tahu-tahu pulak.
Ewah.. ewah... pandai-pandai pulak dia nak carikan mak we untuk abang dia. Kita pulak yang nak di kenenkan dengan abang dia. Apa, ingat abang awak tu anak patung. Nak dibagi macam tu aja pada kak ila. Lagipun sapa le kak ila nie
kan. Belajar pun belum tentu lagi Terangnya. Namun inilah masanya kalau dia nak tahu tentang pilihan fikri.
Tidak..!!! kak ila layak. Abang fikri sukakan keaslian. Dan linda tengok kak ila punyai ciri-ciri yang abang orang suka Terang linda bersungguh-sungguh menyebabkan debaran hatinya bertambah kencang.

Ah.., esok dia akan menemui lelaki itu. Alamak, nak pilih pakaian yang macam mana ya. Nak di tanya pada lindakan, takut pulak linda syak nanti. Nak tak nak dia hanya memilih baju kurung kuning air untuk di sesuaikan dengan tudung bewarna pink.
Ketika dia mengosok pakaian itu, pintu biliknya di kuak. Linda masuk setelah memberikan salam.
Wah...!! bersiap sakan nampak, nak jumpa sapa nie Usik linda.
Esok.., nak jumpa kawan lama katanya dengan muka merah.
Kak ila ada kawan lelaki ker. Tak sangka pulak. Linda ingat orang macam kak ila nie tak ada kawan lelaki. Asyik 24 jam aja dengan belajar 
Mana ada akak belajar sampai macam tu sekali, akak pun tidur juga
kan
Kak ila nak pakai macam nie ker. Macam perempuan melayu terakhir le pulak akak Tanya linda lagi.
Habis tu akak nak pakai apa. Kain batik jawa.. boleh Guraunya. Memang dia suka bergurau. Linda pun suka bergurau.
Tak sesuai le akak. Tak payah le. Maih linda tolong akak pilih pakaian. Tapi jangan lupa belanja linda tau Dia hanya memerhati apabila linda terus ke almarinya. Mencari pakaian yang dia rasakan sesuai untuk Nabila yang di anggap macam kakaknnya.
Seketika kamudia Linda mengambil sehelai seluar Camel dengan baju yang 
agak body size. Nabila terkejut. Tak kan nak jumpa fikri dengan pakaian 
macam nie, gila.
Linda meletakkan pakaian tersebut di atas katilnya. 
Kak...
cuba dulu boleh 
Tanpa banyak soal, terus di capainya baju itu dan di pakaian. Sementara 
linda hanya memerhati. Setelah siap, dia menunjukkan kepada linda.
hmmmm masih kekurangan sesuatu Komen linda pantas ke almari itu 
semula. Satu kemeja di tarik keluar.
Ada pun. Try la akak linda mengajukan baju itu padanya.
Patuh pada cadangan linda, dia memakai baju kemeja tersebut dan melihat 
dirinya di cermin.
Boleh tahankan akak Kata linda dari belakang.
Pakai macam nie boleh ker linda Tanyanya kurang yakin.
Boleh, apa pulak tak boleh, kalau abang fikri tengok, mesti cair punya Hatinya berdebar-debar mendengar ucapan linda. Betul ker nie. Dia kurang pasti.
Okey le tu kak, jangan lupa belanja linda tau. Nanti akak pakai tudung 
biru baru nampak mengancam.... kata-kata linda tersekat bila telefonnya berbunyi dengan nada deringan winter sonata yang di hadirkan oleh abangnya.
Abang fikri telefon Kata linda tanpa di minta. Nabila yang berada di hadapan cermin terkejut bila mendengar kata-kata linda.
Hello.. assalamualaikum kata linda.
Tengah bercakap kat telefon. Kenapa? Terkena ker? kata linda sambil ketawa apabila berjaya mengenakan abangnya.
Baru aja nak telefon. Esok orang boring le. Datang le ambik orang. Nak beli barang sikit.. boleh? 
Okeylah, kalau siang abang ada kerja, datang malam okey. Seperti biasa. Orang tunggu tau
Okey.. set, jangan lupa palak.. 
Sebentar kamudia linda mematikan telefonnya.
Abang fikri telefon, esok malam dia datang ambik linda. Akak nak keluar tak..? Tanyanya pada ila yang kelihatan telah siap membuka pakaiannya.
Sorry le.. akak ada kerja sikit Terang ila.
Okeylah.. linda balik dulu ya.
Ada kerja Kata linda terus berlalu meninggalkan ila yang tengah berfikirkan sesuatu. Dia tak tahu sama ada ingin mengikut cadangan linda atau memakai pakaian yang telah di pilihnya. Kalau betul, tak perlu dia berpura-pura. Memang itulah pakaian yang sering di pakainya ke kelas. Tak kisahlah, esok tengok lah dia rasa nak pakai pakaian yang macam mana.
    Kompleks PKNS jam 9.50 pagi, fikri telahpun berada di depan Maybank 
menunggu seseorang. Dia memang nak tahu siapakan sutra biru yang sering 
menghubunginya. Dengan hanya memakai jeans dan kemaja, dia bersandar pada 
tiang bangunan. Di tangannya ada buku komik yang amat di minatinya. Sambil menunggu, dia menghabiskan bacaannya.
    Nabila pula berada jauh di hujung sebelah kanan. Telah 10 minit di memerhatikan fikri. Hatinya kecut bila menyaksikan sikap fikri yang acuh 
tak acuh. Namun dia harus berani.

Assalamualaikum Terdengar suara perempuan di sebelahnya. Fikri berdebar. Terasa suara itu memang di tujukan kepadanya.
Wsalam Jawabnya perlahan kerana takut salam itu bukan di tujukan 
kepadanya. Dia menoleh ke arah datangnya suara itu. Sambil menyebut 
sesuatu.
Sutra bi... Kata-katanya mati di situ. Tersekat langsung suaranya. Untuk kali ke dua fikri merasakan hatinya bergetar. Jiwanya bergoncang sekuatnya. Di depannya berdiri seorang perempuan yang terus-menerus memunculkan satu ingatan dalam mindanya. Kali pertama perasaan seperti hadir dalam dirinya. Hari sukan sekolah. Empat tahun lalu. Perasaan itu yang pertama kali dirasainya melihat seorang gadis yang berjalan dengan kawan sekelasnya. Pantas satu nama menjelma dalam ingatannya. Nama seseorang yang dirisik dari kejauhan. Nama seorang gadis yang
cuba dibuang dari ingatannya. 
    Matanya sedikit di kecilkan. Tidak pasti. Fikri keliru. Betulkan kerana telah hampir empat tahun kenangan itu berlalu. Namun matanya terus melekat pada wajah ila. Dia terkejut, jantungnya bergerak dengan laju. 
   Fikri kalah dalam angan-angan yang terus-menerus menerpa dalam ingatannya.
Tersekat langsung suaranya. Tiada kata menambahkan kesyahduan susana.Nabila sendiri terkejut dengan kelakuan fikri. Namun dia leka bertentang mata dengan fikri. Terasa darahnya mengalir deras. Terasa meremang seluruh liang romanya. Berdiri di depannya ialah jejaka yang sering di ingatinya. Dia tewas dalam sebuah keadaan. Untuk beberapa ketika pandangan mata mereka bertaut seketika sebelum di leraikan oleh waktu. Dia tunduk. Tidak mampu menahan sebuah tatapan syahdu dari seorang jejaka yang telah sekian lama mencuri hatinya.
Fatin Nabila.. Terdengar suara fikri menyebut namanya. Dia mendongak 
memandang fikri. Tidak langsung menyangka namanya akan di ingati oleh fikri. Tidak langsung dia menduga setelah sekian lama fikri tetap boleh mengingati rupanya. Namun dia tewas sekali lagi bila fikri terus-menerus memandangnya. Pandangannya jatuh semula. Hatinya berbunga bahagia. 
    Ternyata dia di ingati oleh fikri walaupun mereka tidak pernah berjumpa 
apatah lagi untuk berbicara. Dan dia tidak menyangka fikri mengetahui namanya. Hatinya kembang semekarnya.Untuk beberapa ketika mereka terdiam. Tanpa langsung punyai topik untuk dibicarakan. Fikri yang terkenal dengan suka mengusik kehabisan kata. Nabila yang sering bergurau jugak ketandusan idea.
Kita pegi makan.. boleh..? Terluah juga perkataan itu pada fikri. 
Terasa kepayahan untuk menyebut sebuah perkataan. Dadanya penuh berharap 
agar Nabila sudi meluangkan sedikit masa bersamanya.Nabila hanya mengangguk. Tiada kata yang mampu di ucap. Tiada bicara yang mampu di lafazkan. Berjalan beriringan dengan fikri terasa bagaikan di alam mimpi. Segalanya berlangsung dengan sendirinya.Pertemuan yang memakan masa
lima jam itu di rasakan seperti sekejap. Tidak banyak kata yang mereka bualkan. Fikri hanya tersenyum. Hati nabila jua berbunga.
   Sungguh ila, saya tidak menyangka kita akan berjumpa dengan cara yang 
sebegini rupa. Jika boleh ku ulang masa kebelakang, masa mula-mula saya 
menerima sebuah kata dari sutra biru dulu, pasti akan aku cepatkan sebuah pertemuan Kata fikri.
   Kenapa.. Tanya ila keliru.
   Kerana bertemu denganmu adalah keinginanku Kata fikri ringkas. Dia lebih senang berkata pandang dengan gadis yang berjaya menambat hatinya. Dia lebih suka menerung ila dengan sebuah keikhlasan. Bila sesekali ila menentang pandangannya, dapat fikri rasakan, hati lelakinya berdebar.
Lambat atau cepat, semuanya bergantung kepada keadaan
kan Dengan 
keberanian ila meluahkan katanya. Selebihnya dia hanya terdiam.Fikri seboleh mungkin ingin mewujudkan suasana. Peluang yang di tunggu telah hadir di depan mata. Dan dia tidak ingin lagi melepaskan peluang yang sukar untuk di perolehinya. Satu demi satu soalan ditanyakan kepada nabila. Dengan jujur dan tenang nabila menjawabnya terang.
Jadi awak masih belajar di uitm. Adik saya berada di
sana. Tapi kamu mungkin tidak mengetahuinya Kata fikri bersungguh-sungguh.
Ila kenal linda. Malah dari dia ila menemui fikri. Tapi dia tidak tahu. Ila takut kerana semuanya tidak pasti Fikri tersenyum mendengar ucapan ila. Dia tahu maksud ila. Dan apa yang dia paling nak tahu pun telah ila jelaskan dengan penuh kelembutan. Ila.... kepastian itu akan aku wujudkan nanti. Azamnya dalam hati.
Malam ni saya akan jemput linda dengan ila sekali ya. Kita pegi makan.
Ada satu benda fikri ingin tunjukkan. Fikri harap ila tidak keberatan. Usah malu pada linda, percayalah dia juga akan menerima kejutan 
Ujarnya dengan senyuman. Hatinya berbunga gembira. Bintang yang kehilangan 
terasa semakin hampir dalam genggaman.
Insyaallah jika ila di berikan kekuatan Terang ila. 
  Pertemuan pada hari itu berakhir jua. Fikri menghantar ila hingga ke pintu pagar uitm. Fikri akur dengan sebuah kebesaran ilahi.
Ada hasrat yang telah lama dia pendamkan. Ada keiklasan meminta sebuah keberkatan. Fikri memandu keretanya ke satu destinati. Dia perlu mengambil sesuatu yang telah lama di simpang.
Malam itu hadir jua. Jam 8.30 malam, fikri telahpun berada di bawah blok adiknya. Dia betul-betul berharap nabila akan turut sama. Dalam koceknya terbungkus sebentuk cincin yang telah lama di sediakan. Dia sendiri tidak tahu apakah ila akan bersetuju atau tidak. Namun kalau dia tidak mencuba, tentu dia akan kehilangan untuk kali ke duanya. Ila telah melakukan tugasnya, ila telah menunjukkan caranya, malah ila juga telah menunjukkan hasratnya. Selebihnya terserah pada dia untuk menilainya.
    Dalam kesamaran dia melihat adiknya datang dengan seseorang. Matanya di 
kecilkan untuk melihat siapakan yang datang bersama adiknya. Seketika hatinya bergetar untuk kesekian kalinya. Ila nampak begitu mesra dengan adiknya. Namun yang menjadikan hatinya berdebar-debar ialah keadaan ila. Dengan memakai baju kurung menyerlahkan lagi keayuannya. Hati lelakinya meronta-ronta.
Lama dah ker abang sampai Tanya linda bila fikri keluar dari keretanya.
Lama jugak, berjanggut tunggu. Nasib baik sempat potong, kalau tak, tak tahu le rupa macam hantu apa tah Usik fikri pada adiknya.
Lupa, kenalkan ini kawan baik orang. Kak ila. Dia dulu pun sekolah kita tau. Cuma dia tak kenal orang kecuali di sini. Dia pun mungkin tak kenal abang.. dah, jom tak payah nak kagum lama-lama. Karang jadik akak ipar pulak. Kak ila kat depan. Linda nak jadik bos Kata linda sambil membuka pintu belakang. Fikri dan ila berpandangan.
Ada senyuman di bibir mereka. 
Mau beli apa puan.. kata fikri sambil memandu keretanya. 
Dah beli dah tadi kat kompleks. Saja keluar. Ingat nak jadi boon. Tak 
sangka pulak boleh tertengok wayang Jawab linda bersahaja. Hati fikri 
bergetar. Sepontan pandangan matanya menatap ila. Ila diam. Tunduk. Dia 
menyedari sesuatu.Maut... pantas kata hati fikri. Adik aku nie boleh tahan dia punya aura naluri.
Dah.. jangan nak malu-malu, bawak kereta nie ketempat yang sepatutnya 
Kata linda sambil memandang keindahan malam di sekitar shah alam.Fikri memandu keretanya menghala ke stadium shah alam. Di situ ada tempat yang boleh di gunakan untuk mencapai hasratnya. Suasana di situ juga telah lama menambat hatinya. Setelah sampai, adiknya terus keluar dari kereta dan terus ke bangku yang di sediakan. Ila dan fikri datang kemudian dengan kehairan.
   Belumpun sempat ila duduk, linda datang menerpanya sambil memeluknya. 
Ila terkejut.
Ada tangisan yang kedengaran. Fikri sendiri hairan melihat 
kelakuan adiknya. Sekejap garang, sekejap bersedih. Selama nie dia tak pernah pun melihat adiknya bersedih. Malah dia seboleh mungkin tidak ingin melihat adiknya bersedih.
Kenapa nie linda Tanya fikri sambil memandang ila. Ila hanya mengangguk. Dalam sendu linda meluahkan kata.
Kak ila, terima kasih. Linda tak tahu nak kata macam mana. Dari dulu lagi linda nak kak ila berkawan dengan abang fikri. Linda nak sangat ada kakak macam kak ila. Tapi linda tak tahu nak buat macam mana. Sebab tu lepas linda pilih baju untuk akak malam tadi, linda menangis. Menangis kerana akan ada kawan lelaki lain. Tapi linda tak puas hati. linda nak tengok kawan lelaki akak. Linda ikut akak dari jauh. Dan bila linda tengok akan jumpa abang fikri, linda menangis lagi. linda gembira kak. Doa linda akhirnya di tunaikannya
    Fikri dan ila berpandangan.
Ada senyum di bibir mereka. Ternyata ianya 
berpunca dari perhubungan mereka. Fikri terharu. Adik kesayangannya itu begitu mengambil berat tentangnya. Ila sendu sendirian, begitu tinggi hasrat linda padanya. Lantas ila membalas pelukan. 
Sudah le tu linda. Akak memahami. Akak mintak maaf dari linda. Dalam 
diam akak berhubung dengan abang linda. Akak mintak maaf ya linda Kata 
ila kemudian.
Dah le tu, bila pulak giliran abang nak tunaikan impian abang nie. Kalau asyik macam nie aja Kata fikri sambil bergurau. Linda tersenyum. Linda duduk memerhati apa yang ingin di lakukan oleh abangnya. Dia hanya berharap kak ila sudi berkawan dengannya. Namun jauh di sudut hatinya, dia memang mengharapkan kak ila akan menjadi milik abangnya. Namun dia tahu, abangnya bukan boleh di paksa, dan kak ila sendiri tidak pernah menunjukkan reaksinya. 
Setelah diam sekian lama, fikri mengambil sesuatu dari kocek seluarnya. 
Matanya menatap ila yang berada di depannya. Di tepinya linda yang merupakan adik kesayangannya memerhati. 

Ila, fikri ada satu keinginan yang sejak dulu lagi tertangguh. Fikri harap kehadiran fikri akan mengembirakan ila. Ada satu harapn fikri dari sejak pertama fikri melihat ila
Fikri berhenti mengambil nafas. Terasa terlalu sukar untuk meluahkan keinginannya yang satu itu. Sementara itu, nabila dapat rasakan hatinya makin kuat bergetar. Dadanya terus berombak. Dia menjeling linda yang berada di tepinya. Linda kelihatan melihat abangnya seperti tidak percaya.Fikri mengeluarkan sebentuk cincin dari bekasnya.
Ila.., Fikri ingin menemani ila untuk mencabar kehidupan ila dan fikri harap ila sudi bersama fikri mencabar kehidupan fikri
Ila merasakan matanya berkaca. Tanpa sedar tangannya terhulu kepada fikri.
Ada senyum di bibir fikri. Tangan itu di sambut. Dan di saat fikri menyarungkan cincin itu ke jari manisnya, ada rasa bahagia menjelma dalam jiwanya.
Terima kasih sayang
Nabila hanya mengangguk dan menghadiahkan senyuman yang paling manis 
dalam hidupnya. Linda yang memerhati dari tadi sudah tidak dapat mengawal 
dirinya. Tanpa dia sedar kak ila di peluknya dan dia rebah dalam pangkuan nabila untuk kesekian kalinya.
Terima kasih kak ila Hanya itu yang dapat diluahkannya.Fikri tersenyum. Akhirnya dia berjaya mencari impiannya. Fikri memandang orang yang di sayanginya. Di kala pandangannya bertaut, ada restu yang di hantar dari jauh.

valrosesbarf.gif

MENCIPTA KENANGAN

        Abang sayang Ika abang akan setia menunggu Ika Ika senyum bahagia
mendengar kata-kata Haris. Hatinya berbunga girang. Tapi itu dua tahun yang lalu. Kini harapan Ika terkubur bersama kenangan-kenangannya dengan Haris suatu ketika dulu. Hatinya termanggu.
        Mana janji-janji pada Ika dulubang, terdetik rasa terkilan dihatinya. Terkenang kisah pertemuan pertama mereka. Percintaan mereka mula berputik semenjak dia berada di tingkatan
lima
. Bermula dengan kenalan biasa, abang, dan akhirnya bercambah caruman cinta yang lahir dari perasaannya. Apatah lagi dia tidak bertepuk sebelah tangan. Bakal guru itu telah membakar semangatnya untuk belajar ke menara gading. Salahkah hatinya berperasaan begitu.
        Ish.jauhnya mengelamun, tak nak balik ke? library nie dah nak tutup
la
        Nampaknya buku yang baca dia seloroh Muni dan Liza, sambil ketawa
kecil melihat telatah Ika yang seperti terjaga dari tidur lena. Mereka sudah bersedia ingin keluar. Ika kekalutan baru tersedar dari melayan perasaannya. Mukanya merah menahan malu dengan usikan teman-temannya.Hatinya tidak keruan di kala ini. Tumpuannya sering juga terganggu. Tidak sabar-sabar dia menanti cuti pertengahan semester. Ika berlari anak untuk seiring dengan teman-temannya.
        Fikirannya terus ligat berfikir. Benarkah apa yang dikatakan oleh Zarul
rakan sekampus dan sekampung dengannya.
        Hei, tak balik ke cuti nie, Ika? tanya Zarul ketika bertembung dengan
Ika di kafeteria.
        Kenapa? nak suruh orang belikan tiket ke? katanya sambil berjalan
membawa air ke sebuah meja.
        Tidaklah, saja tanya. Tak boleh?! Tapi .  Kau tak tahu ke?  Dengar
cerita cikgu Haris nak kahwin. Ntah la.  Ika tergelak kecil seolah-olah kata-kata Zarul melucukannya.
        Belum tiba masanya lagi la, ape laa yang kau merepek nie  kata Ika
bersahaja. Ika tahu, semua orang tahu dan Zarul lebih tahu cikgu Haris adalah tunangnya.
        Ah, kau nie aku serius nie, tu yang aku cari kau nie nak tanyabetul ke. Zarul tidak meneruskan kata-kata. Dia seolah ragu-ragu dengan persoalannya sendiri. Langung dia terdiam dengan seribu persoalan.Pandangannya tepat kewajah temannya. Ika sedikit gumam dan menanti kata-kata Zarul seterusnya.
        Maybesilap kut. Er..lupakan aje la.erm  macam mane test java hari
tue?
        Semenjak pertemuannya dengan Zarul itu, banyak mengganggu fikirannya.
Ingatannya resah, fikirnya ligat memikirkannya, hatinya terpanggil untuk
mengetahui perkara sebenarnya.
        Aku mesti dapatkan kepastian!
        Apa Ika, apa kau cakap?
        Erertak de ape la.. tidak sedar kata hatinya terpancul keluar,
membuat dia serba tidak kena.
        Kau nie Ika, apsal. Ade yang tak kena ngan kau nie Muni
cuba
memancing masalah yang mengganggu tumpuan Ika. Ika tidak berkata apa.Entahlah patutkah teman-teman nya mengetahui masalah yang belum pasti lagi.
        sedih aje nih, whats wrong, huh?Muni lantas mendekati Ika yang duduk
di birai katil.
        Aah la kau nie. Ngapenye monyok aje. Ceritalah whats your problem.
Mana yang kitaorang boleh tolong sure, any time kitaorang tolongsampuk Liza ingin tahu.
        Maafkan aku, bukan niat aku tak nak berkongsi masalah nie tapi aku belum bersedia untuk katakannya. Thanks sebab korang ambil berat pasal aku. Ika tersenyum mesra. Tangannya mengenggam erat tangan kedua sahabatnya. Mereka mengangguk mengerti dengan perasaan teman mereka.Kemesraan terpancar setiap wajah mereka.

        Saat yang dinantikan kini tiba juga. Cuti yang dijanjikan membuatkan
kepulangannya dalam keresahan. Entah perasaan apa yang melanda jiwanya ketika itu. Pemandangan kelam dalam perjalanannya menjadi teman dia melayan perasaan. Terasa perjalanannya begitu lama.Sebaik sahaja sampai di kampung Tok Sidang dia berjalan kaki untuk menuju kerumahnya. Begnya dibawa dengan payah. Tiba-tiba dia ditegur oleh satu suara yang biasa didengar. Ika menoleh, kelihatan Zarul dan seorang temannya. Ika berdiri lama megingatkan wajah itu.
        Sampai berkerut dahi mengingatkan kau Faizal. Zarul memecah kebuntuan
Ika.
        Biasa lasape la kita untuk dikenang-kenangkan Faizal pura-pura merajuk. Akhirnya mereka ketawa girang. Semakin kacak dan tetap seperti dulu. Ika membuat tanggapan awalnya. Teringat zaman persekolahan mereka,Faizal terpaksa menjadi bodyguard untuk mengelakkan dirinya diganggu budak nakal disebabkan kenakalannya sendiri. Hampir tiga tahun mereka tidak berjumpa kerana Faizal berpindah kerumah ayah dan ibunya setelah kematian nenek yang selama ini yang menjaganya dikampung ini. Kini kehadiran Faizal sedikit sebanyak mencuit hatinya.
        Ingatkan tak balik
        Sape kata orang tak balik, dah sampai pun Zarul mencebik mendengar
kata-kata Ika. Faizal hanya tersenyum. Mereka berjalan sambil berbual kosong.
        Alamak! Zarul menepuk dahinya
        Apasal pulak kau nih.? Faizal menunjukan kehairanannya.
        Aku kena balik la zal. Mak aku pesan suruh tolong dia mesin kelapa.Tobat kena marah nih. Kau tolong hantarkan si Ika nie,takut kena kipnap nanti. Usik Zarul sambil tersengih menampakkan gigi putih yang tersusun rapi. Lantas dia berlari menuju ke simpang yang memisahkan rumah mereka. Ika tidak sempat untuk membalas usikan Zarul, tambah pula malunya terhadap Faizal masih menebal. Suasana sepi seketika. Ika tertunduk malu.
       
Cam
mane study sekarang? Okey? Ika hanya menggangguk kepala, malunya
kian menjadi-jadi bila mata mereka bertaut. Zarul yang lebih tua setahun darinya seringkali menjadi mangsa buliannya.
        Fizal macammana, tahun terakhir di Johor nie?
        alhamdulillah.macam biasa.
        Dah ade penganti.opss, dah ade calon ke. Ika cuba mengusik dengan bertanya, mencungkil hal peribadi Faizal. Namun terasa dia terjerat dengan persoalannya sendiri. Faizal tertawa kecil. Kemudian dia tersenyum memandang wajah Ika yang sudah merah menahan malunya sendiri. Faizal hanya mengeleng kepala bagi soalan Ika.
        Dah sampaipun, jumpa lagi lantas Faizal berpaling untuk meninggal
Ika setelah sampai di halaman rumah Ika.
      Faizal. Faizal menoleh.
        Terima kasih kata Ika, Faizal tersenyum dan memberi salam bagi
mengakhiri bicara dan berlalu. Ika menghantar langkah Faizal dengan ekor matanya. Rumahnya dan rumah peninggalan nenek Faizal hanya selang beberapa buah sahaja. Teringat kenangan mereka, Faizal berpindah ke Johor setelah nenek yang menjaganya selama ini pulang ke rahmatullah. Tambahan pula  apabila permohonannya melanjutkan pelajaran ke Universiti telah tercapai. Namun Ika tahu permergian Faizal juga adalah kerananya. Teringat sewaktu keberangkatan Faizal, katanya
        Biarlah terguris jangan sampai terluka sejak dari itu mereka membawa haluan masing-masing. Dari kawan yang akrab mereka seolah musuh dalam  diam. Hanya Zarul yang banyak bercerita tentang perkhabaran antara mereka berdua tanpa diminta. Dia tahu Faizal menyukainya namun Faizal terlambat  mengatakannya setelah kehadiran Haris yang telah mencuri hatinya terlebih dahulu. Ika tersenyum sendiri. Baru dia tersedar yang dia sudah lama tercegat di situ. Hati yang berdebar telah lama hilang. Dia mencari kelibat kedua-dua ibu dan ayahnya. Rumah besar itu kelihatan sunyi.
        Eloklah kita bagi tau pada Ika perkara yang sebenarnya.nanti susah
nak bersoal jawab ngan dia nanti. Suara Pak Akob memecah kesunyian ruang
dapur rumah itu.
        Awak sajalah yang bagi tahu si Ikaayahnya, tak kuasa saya mak Leha
bersuara sambil tangannya sibuk menyediakan makan tengahari untuk
suaminya pak Akob. Wajah mak Leha kelihatan resah. Pak Akob hanya senyap
seolah-olah memikirkan sesuatu.
        Bagi tau apa mak,ayah. Tersentak dua suami isteri itu apabila anak
sulung mereka menyampuk sebaik masuk ke ruang dapur.
        Entahlah Hana,tak tahu macam mana nak cakapkeluh mak Leha.
        Pasal Ika ngan si Haris tue ke.kalau Hana pun mesti kecewa habis mak.
Bukan ape mak, kitakan dah janji dah terikat pun, tut, tut nak kahwin dengan orang lain. Apa ceritanya nie.
        Mungkin mereka ada alasan yang terpaksa buat begitu. Dah tak de jodoh,
sudah la.
        Tapi ayahsepatutnya Haris sendiri kena berterus terang ngan Ika dua
bulan yang lalu.Pertunangan mereka dah lama berakhir tanpa pengetahuan Ika sendiri..
         Dumsss, terlepas beg dari tangan Ika. Pak Akob, Mak Leha dan Hana
berpaling.Ika Farhana di muka pintu, matanya berkaca-kaca menahan air mata dari
mengalir deras. Terkejut tiga beranak itu dengan kepulangan Ika yang tak terduga begitu awal dalam jangkaan mereka. Hana menghampiri adiknya itu, lantas dipeluk erat. Terasa bersalah terhadap adik kesayangannya.Suami isteri tersebut hanya memandang kosong. Mereka serba salah kerana bimbangkan pelajaran Ika terjejas mereka menyembunyikan perkara ini dari pengetahuan Ika.
         Malam itu bagai sukar dilaluinya. Puas dia berendam dengan air mata.Sudah kering air matanya untuk ditumpahkan lagi. Betapa dirinya kecewa.Apa salahnya sehingga Haris sanggup melepaskannya setelah sekian lama saling  sayang-menyayangi dan penantian Haris yang akan berakhir tidak lama lagi. Rupa-rupanya juga pertunangan antara dia dan Haris sudah dua bulan terputus. Dilihat jari manisnya yang tersarung cincin bertahtakan zamrud tanda terikat dua jiwa. Air matanya semakin deras mengalir tanpa dipinta. Suasana muram menyelubungi bening malam itu, seolah bersimpati dengan kekecewaan dan kesedihan hatinya. Dia benar-benar terluka. Pintu terdengar dikuak. Ika mengesat air matanya. Hana menghampiri dan duduk di birai katil.
        Sabarlah Ika.. pujuk Hana. Faham benar dengan situasi yang dihadapi
adiknya ketika ini.
        Tapi kenapa Ika kakapa silap Ika.kenapa perkara sepenting ini harus
dirahsiakan?
        Maafkan akak Ika, mak dan ayah tak bermaksud nak merahsiakan ape-ape
dari Ika. Kerana sayang dan bimbang tentang pelajaran Ika mereka terpaksa berdiam diri sehingga waktu yang sesuai untuk Ika mengetahuinya.Sudahla betul kata AyahIka, mungkin bukan jodoh  Ika dengan Haris.
        Mereka berpelukan.
         Namun kasih yang sekian lama terjalin membuatkan Ika sukar menerima
kenyataan yang nyata ini. Pernikahan Haris akan tetap berlangsung minggu hadapan. Murah dirinya di mata Haris. Kebencian juga bersulam dengan kekecewaannya.
        Maafkan abang Ika, abang tak bermaksud melukakan hati Ika. Percayalah
abang Ikaabang benar-benar sayangkan Ika.
        Cukup tue abang, abang tak layak nak mengucap perkataan keramat itu
lagi semuanya dah berakhir seperti ape yang abang harapkan. Tersedu
kata-kata yang lahir dari bibir Ika.
        Abang malu Ika,entah bagaimana abang dapat menjelaskan keadaan yang
memaksa ini. Abang tak bermaksud untuk mengecewakan Ika.tapi
        Sekarang ini Ika dah cukup kecewa bang. Haris mendekati Ika ingin
ditatap wajah yang selalu dirinduinya. Ika menjauh. Cukuplah kenangan yang ada untuk dilupakan tak ingin dia mencipta kenangan yang baru bersama Haris yang akan terpisah jauh nanti.
        Dia sedar Haris memang terlalu prihatin terhadapnya selama ini. Namun
dengan tidak terduga kasih sayang dan keprihatinan itu akan berakhir di
sini.
        Abang tahu memang sukar untuk Ika memaafkan abang,tapi percaya atau
tidak apa yang berlaku bukan kehendak abang. Dan cinta abang untuk Ika tak pernah kurang.
        Yabukan kehendak abang, kehendak takdir bangcukuplah abang tak usah
lagi abang nak membina harapan lagibiarlah Ika terluka sekarang.agar
abang dan cikgu Roziana bahagia bang.
        Tapi Ika.
        Abang lupakanlah Ika dan kenangan kita.. air mata jernih sudah bergenang di kelopak mata Ika. Lantas cincin yang sekian lama tersarung tanda terikat dua jiwa itu dicabut dan diletak di atas pangkin dangau.
        Ikabagilah abang peluang untuk membetulkan salah faham ini Haris
meraih kepercayaan Ika.
        Tidak bang.semuanya dah berakhir.jangan diulang kesilapan ini bang.
Berjanjilah abang akan membahagiakan cikgu Roziana seperti abang ingin
bahagiakan Ika. Belum sempat Haris meneruskan kata-katanya Ika sudah berlalu membawa hati yang kecewa. Air mata tanpa dipinta berjujuran membasahi pipi gebunya. Haris tidak mampu menahan lagi. Di raut wajahnya tercalit seribu penyesalan. Digenggam erat cincin pertunangan mereka.Batang tubuh Ika sudah hilang dari pandangannya. Sawah bendang ini menjadi saksi pertemuan dan perpisahan mereka.
         Majlis perkahwinan Haris diadakan sederhana sahaja. Namun pasangan itu
nampak bahagia. Ika tidak ketinggalan menghadirinya. Dia mesti tabah
dalam mengendalikan perasaannya. Tidak mungkin dia membenci apatah lagi
berdendam terhadap kebahagiaan Haris. Andai itu suratan takdir dia
berserah. Namun hatinya juga tidak dapat menahan kesedihan melihat semua
itu.
        Saya tahu Ika kecewa.tapi saya bangga dengan Ika sebab Ika sanggup
berhadapan dengan kenyataan dan kebenaran. Pasti Ika akan mencapai
kebahagiaan. Ungkap Faizal memberi semangat kepada Ika yang tertunduk
menahan kedukaannya di majlis tersebut. Ika megangkat muka. Kelihatan air
mata bersisa di wajahnya. Faizal menghulurkan kertas tisu sambil menguntum senyuman manis menampakkan lesum pipinya. Ika tersenyum hambar.
        Saya jangkakan Ika sudah mengetahui kenapa abang Haris buat beginikan.dia tak berniat dan tidak berkehendak pun begitu.anggaplah jodoh Ika ngan abang Haris takde..
        Ika tahu.Ika dah lama maafkan abang HarisIka redho Faizal.demi masa
depan semua, abang Haris terpaksa. Ika menahan tangisnya.
         Sehari sebelum hari pernikahan Haris diadakan, ibu bapa Haris telah datang untuk memohon maaf  bagi pihak Haris sendiri dan mejelaskan perkara sebenarnya. Bukan niat mereka melukakan hati Ika yang sudah dianggap anak sendiri. Namun peristiwa cikgu Haris dan cikgu Roziana ditangkap khalwat memang tidak diduga. Sama ada fitnah atau kesalahan mereka sendiri kurang pasti di pendengaran Ika. Tetapi yang pasti cikgu Roziana telah lama menaruh perasaan terdapat Haris. Pada awalnya Haris menolak keras untuk memperisterikan cikgu Roziana. Namun kerana menghormati keluarga dan ibubapa mereka Haris terpaksa melepaskan cintanya. Ika terkedu mendengar cerita yang telah dilalui Haris selama ketiadaannya. Tidak sampai hatinya untuk menyalahkan Haris dalam hal ini. Tapi apa dayanya untuk menolak takdir. Ika hanya dapat mendoakan kebahagiaan mereka.
         Kini cutinya kian tamat. Hari-hari sukar yang dilalui sudah berakhir.Kini sebuah azam dan tekad tertanam di lubuk hatinya. Di mesti melupakan Haris dan semua kenangan serta harapan yang dibina ketika bersama Haris. Dia tidak akan menoleh kebelakang lagi dan yang pasti  dia ingin mencipta impian baru untuk kebahagiaannya sendiri. Dia tidak akan mempersiakan usahanya belajar hingga keperingkat yang tinggi ini.
        Makayah Ika pergi dulu doakan kejayaan Ika, maafkan Ika. Ika
bersalaman dengan ayah dan ibunya, dikucup pipi kedut ibunya dengan kasih.
Hana berpelukkan dengan Ika. Suka duka mereka berkongsi bersama walaupun
pemergian Ika hanya sekejap tetapi luka yang dibawa bersama agak merisaukan mereka sekeluarga.
        Makcik ngan pakcik jangan la risau. Sayakan ade nak tengok-tengokkan
Ika. Jamin Zarul.  Ika tersengih sahaja. Sebelum Ika melangkah menaiki anak tangga bas  kedengaran namanya dipanggil. Lantas dia menoleh,matanya menangkap seraut wajah Haris.
        Ika suasana bagai terhenti.
        Maafkan abang Ika.andai ada peluang kita akan membina semula impian
kasih ini.
         Haris menghulurkan cincin pertunangan itu semula agar Ika dapat menyimpan sebagai kasihnya yang akan kekal bersamanya.
        Tidak bang.abang dan Ika mesti belajar dan berusaha untuk melupakan
satu sama lain. Walaupun dalam kenangan. Tidak ade apa yang perlu dikenangkan..dan sepatutnya kita membina impian baru dalam dunia kita sendiri. Ika tersenyum. Suasana diselubungi kesepian dalam bicara mereka berdua.
        Abang akan tetap jadi abang Ika. Ika dah lama maafkan abang. Semoga
abang bahagia. Maafkan Ika juga bang. Air matanya hampir tumpah ingin membasahi pipi. Namun dia berusaha menghadiahkan senyuman yang paling manis buat Haris. Haris tidak terkata apa. Dia menghormati keputusan dan pendirian Ika. Gadis itu banyak memberi kesedaran dan semangatnya untuk terus hidup demi mengecapi kebahagiaan. Dia pasti doa Ika akan mengiringi setiap langkah yang akan dilalui. Dia pasti juga Ika juga telah membuat keputusan yang tepat dalam memilih kehidupannya sendiri. Sebelum Ika melangkah menaiki anak tangga bas Haris berkata.
        Abang juga akan sentiasa doa
kan
kejayaan dan kebahagiaan Ika. Haris
tersenyum. Sukar hendak digambarkan perasaan Ika ketika ini. Dia akan pastikan kenang indah bersama Haris tidak lagi wujud dalam ingatannya. Dan dia tidak ingin sekelumit perasaan cinta dan kasih tersisa buat lelaki itu. Haris tidak layak untuk mendapat tempat dihatinya lagi.
        Pelajaran Ika berjalan seperti biasa. Dia akan pastikan dirinya sibuk dengan assignment dan persatuan untuk melupakan kenangan yang dilalui kebelakangan ini.
        Hei Ika, ade
surat
untuk kau la.
        Mana? tanya Ika pantas sebaik Ika tiba di biliknya.
       
Surat biru kau lagi la. Kata Muni menjuih bibirnya cemburu. Ika tertawa riang. Lalu mencapai surat bersampul biru yang telah kerap kali diterima kebelakangan ini.

  Assalammualaikum.

        Seorang gadis yang tabah hatinyapasti akan mengecapi kemenangan dalam
hidupnya.Demi sebuah kasih sayang..dia pasti akan berjaya berusaha merealisasikan kebahagiaannya sendiri. Impian dan harapan pastikan menjadi
kenyataan.

            Blind-date @ teman.

        Ika melipat semula surat ringkas itu. Hatinya berbunga gembira.Kehadiran warkah bisu itu sering kali membuatkan dia tersenyum. Terfikir juga di fikirannya siapa pengirim warkah biru itu. Namun yang pasti isi kandungan surat itu membantu Ika mencari matlamat hidupnya yang hampir kecundang.
         Perjalanan hidup Ika diteruskan seperti biasa dan kunjungan warkah biru itu tidak jemu diterimanya. Sehinggakan kadang-kadang Ika sendiri yang tertunggu sekiranya dia lambat menerima warkah tersebut. Berbagai kata-kata hikmah yang terungkap di sebalik pena biru itu. Kini dia bahagia dan dia sudah mula untuk mencipta kenangan semula.
        Naik angau aku tengok kau nie Ikaeverytime tersenyum bila dah dapat
surat
tu. Ujar Liza apabila melihat Ika berlari masuk kebilik dengan warkah biru itu. Ika hanya tersenyum sipu.
        Tapi yang peliknya kau langsung tak kisah sapa pengirimnya.
        Alaaa biasalasecret admired la katakan. Sampuk Muni pula.
        Kau tak nak tahu ke? Kalau aku sure nak tau jugak. Liza memancing
jawapan dari Ika. Ika yang baru selesai baca
surat
tersebut terdiam berfikir. Mengingatkan siapa-siapa yang kebarangkalian menulis untuknya tanpa bosan.
        Entah laaku pun tak sure sapa yang kasi
surat
ini. Anyway yang penting aku gembira. Ika ketawa kecil.
        Bukan setakat gembira aku tengokkadang-kadang tu sampai angau.
Ntah-ntah kau dah terpikat kat
surat
tue. Sakat Liza. Mereka tergelak besar
dengan usikan Liza.
        Kau nimane la tau laki ke perempuan. Tapi aku harap aku sukakan
surat

dia aje selora Ika diakhir ayatnya. Tidak dapat dinafikan kata-kata Liza. Memang benar kadang-kadang dia rindu dengan kata-kata yang tercalit diatas
surat itu. Sementara ketibaan surat yang seterusnya dia akan membaca surat
dalam simpanannya bagi mengubat kerinduan kata-kata indah melalui pena pengirim. Sehinggakan dia dapat menyebut kata-kata itu degan fasih.
         Perpustakan negara lenggang. Hari minggu ini Ika terasa ingin keluar untuk menghilangkan stress. Dia membuat keputusan untuk ke perpustakaan negara sahaja. Namun sedikit menyesal di sudut hatinya kerana kesunyian kerana teman-temannya tidak dapat bersama kerana ada rancang lain. Kini dia seorang. Sebaik sahaja dia masuk ke perpustakaan dia tersenyum lebar. Matanya tidak lepas memandang seseorang yang duduk di sebuah meja.Kakinya ringan menghampiri pemuda yang biasa di penglihatannya.
        Assalammualaikum..sapa Ika setelah yakin gerangan yang sedang
khusyuk menulis sesuatu di helaian kertas. Ika sendiri tidak terduga akan
bertemu dengan pemuda dihadapannya sekarang. Salam disambut sebelum
kepalanya diangkat. Matanya terpaku memandang Ika yang tersenyum mesra.
Kemudian Ika tertawa kecil melihat perubahan air muka Faizal yang agak
terperanjat melihatnya. Tanpa dipelawa Ika duduk berhadapan dengan Faizal.
Faizal sedikit kekok dengan kehadiran Ika yang tidak dijangkanya.
        ErmmIka menganggu ke? tanya Ika apabila melihat Faizal tidak berkata
apa.
        Erertak la. Terkejut aje tengok Ika kat sini. Faizal tersenyum.
          Mm..Faizal buat ape kat kl nie?
        Sebenarnya Faizal kena buat reseach kat sini.
        Ooo..dah lama dah? soal Ika lagi. Faizal mengangguk. Bicara mereka lancar. Faizal gembira melihat perubahan Ika. Dia tidak seperti pertemuan mereka di kampung dulu. Dulu Ika kelihatan sugul dan derita. Sekarang watak itu seperti tidak pernah wujud dalam diri Ika. Kini Ika periang dan mesra melayannya berbual. Dia tumpang gembira.Selama Faizal di KL Ika selalu menawarkan bantuannya kepada Faizal mencari bahan untuk projek Faizal apabila Ika mempunyai masa yang terluang. Sekurang-kurangnya dia dapat menimba pengalaman.
        Faizal.boleh Ika pinjam buku ni tak? nampak menarik la  novel yang
bertajuk Ombak Rindu itu di belek-belek.
        Tak sangka juga Faizal suka baca novel yek? Ika tersenyum membuat
Faizal malu.
        Tak juga sebenarnya. Entah la, saja aje nie. Kalau Ika suka Faizal
bagi pada Ika.
        Betul ke ni? Minta balik buruk siku tau. Mereka ketawa. Tiba-tiba
terjatuh sekeping
surat bersampul biru menyembah bumi. Ika lalu mencapainya dilihat tulisan tangan yang tertera di depan sampul tersebut sebelum ingin menyerahkan kepada Faizal. Namun langkahnya terhenti. Matanya terpana melihat perkataan yang tertulis di ruang sampul tersebut. Faizal kehairanan melihat tingkah Ika yang terpaku. Dia berundur mendapatkan Ika. Namun belum sempat dia mendekati Ika wajah Faizal serta merta berubah. Mata mereka tertaut. Faizal terkedu. Dia kelihatan resah apabila melihat surat
yang terdapat di genggaman Ika. Ika melihat Faizal menantikan penjelasan. Dia seolah-olah mati seribu bahasa. Faizal mencapai surat tersebut, dia tidak berhajat untuk menjelaskan apa-apa pada Ika.Semuanya telah jelas kepada Ika. Faizal sedikit kecewa. Tidak ada niat dihatinya untuk mempermainkan perasaan Ika. Namun dia masih mencari masa yang sesuai untuk berterus-terang. Dia mengeluh, menatap wajah yang kelat di hadapannya.
         Suasana bening diantara mereka. Faizal serba salah. Ingin diluahkan kata hatinya tetapi tidak berdaya. Ika seakan bingung. Apakah perasaannya ketika ini. Kehadiran
surat itu memang membahagiakannya. Tetapi dia tidak menduga pengirim itu adalah Faizal. Pengirim surat
tersebut banyak mengetahui kisah hidupnya. Suka dukanya.
        Maafkan Faizal Ika.Faizal tahu semua ini salah. Tapi tidak terlintas
di fikiran untuk mempermainkan perasaan Ika. Faizal Cuma berharap Ika gembira. Ianya sekadar nasihat dan dorongan seorang teman kepada temannya. Maafkan Faizal lantas melangkah ingin berlalu tidak sanggup mendengar apa yang bakal diucapkan oleh Ika. Perasaan Faizal kepada Ika tidak pernah perubah. Biarlah semua ini kesilapannya yang terakhir terhadap Ika. Mungkin antara dia dan Ika hanya kawan biasa sahaja. Itulah keputusan Ika tiga tahun yang lalu setelah menolak Faizal dalam hidupnya. Dia sedar percintaan bagi Ika masih terlalu awal. Namun dia tidak pernah putus asa sehinggalah nasib berpihak kepada Haris yang berjaya mencuri hati Ika sebelum dia sempat meluahkan perasaan terhadap Ika. Dia pasrah dan mengundur diri.
        Faizal. Langkahnya terhenti. Namun tidak menoleh jauh di sudut hatinya dia takut menghadapi kekecewaan. Ika menghampiri Faizal dan menyentuh lengannya. Akhirnya Faizal menoleh juga menatap wajah bujur sirih Ika. Ika memandang Faizal mencari keikhlasan di matanya. Keadaan hening dan sepi. Orang di sekeliling tidak dihiraukan bagai tidak berpenghuni alam ini.
        Setelah apa yang terjadi Ika kecewa, namun warkah bisu itu telah banyak membantu Ika membina harapan dan impian kepada Ika. Ika tahu bagaimana perasaan dilukai dan dikecewakan.. Ika tersenyum, matanya berkaca sambil menganggukkan kepala. Ika tertunduk. Faizal teruja. Dia mamandang Ika ingin kepastian.
        Ika
        Faizal, bagilah kita peluang untuk mencipta kenangan dan impian kita Faizal tidak terucap sepatah kata, dia benar-benar gembira. Jari jemari Ika disentuh lembut untuk mengambarkan kegembiraannya dan kasih yang sekian lama dipendam.
 

valrosesbarf.gif

              Duka di Balik Senyum
                     

Pagi yang cerah itu Rina agak kesal. Sudah tiga hari sampah di depan rumahnya belum diangkut oleh pasukan kuning. Empat tas kresek ukuran sedang bertengger di depan rumahnya. Bau busuk mulai menyebar. Maklum baru memasak udang kemarin.

Ditengohnya Imron, suaminya, sedang membaca koran pagi yang baru datang. Seperti biasa ia tak dapat diganggu kalau sedang membaca. Sebagai isteri yang mulai memahami sifat suaminya, Rina tak ingin mengusik.

"Mas, sudah tiga hari sampah kita belum juga diambil," kata Rina ketika suaminya sudah selesai membaca.
"Lho, yang belum diambil khan bukan hanya punya kita," sahut suaminya.
"Ya ! Tapi sampah kita sudah banyak, bau lagi. Buang donk...Mas," rengek Rina.
"Buangnya di mana ?" tanya Imron suaminya dengan nada segan.
"Ya di tempat sampah ujung jalan sana."
"Buat apa jauh-jauh. Buang saja di got depan rumah," kata Imron bercanda Rina sebal sekali. Apalagi dilihatnya Imron sudah rapi, siap berangkat kerja. Tapi ia tak bisa berkata apa-apa sampai suaminya pergi.

Sampai hari kelimah sampah itu belum diambil juga. Tetangga depan dan samping rumah sudah mulai menegurnya. Rina sebal dan kesal sekali. Ya kepada tukang sampah ya kepada suaminya. Dengan rasa sedikit dongkol dipanggilnya becak. Rupanya cobaan belum juga usai. Tukang becak pun
tak mau mengangkut sampat dengan alasan sampah itu nanti akan mengotori becaknya.

Masya Allah...Rina menghela nafasnya. Terpaksa ia bolak-balik di pinggir jalan. Yah, lumayan juga capeknya.
Rina mencoba menenangkan hatinya. Tapi tak bisa. Kekesalannya meledak dengan tangis. Kebiasaan waktu kecil yang tak bisa ditinggalkannya. Ia memang cenderung menggunakan perasaannya dalam menyelesaikan masalah.

Rina duduk bersandar di kursi, merenungi masa-masa pernikahannya. Imron yang tak pernah dikenalnya telah menjadi jodohnya. Masa-masa awal pernikahannya terasa kikuk tapi menyenangkan. Mereka mencoba saling
memahami sifat dan kekurangan masing-masing. Namun sampai bulan keempat ini, ia masih merasa sulit memahami sifat dan sikap suaminya. Ia yang semenjak kecil selalu dididik rapi dan disiplin merasa sulit beradaptasi dengan sikap suaminya yang cuek dan suka berbuat semaunya sendiri. Imron anak bungsu dari suatu keluarga yang cukup mampu. Tak ada yang bisa dilakukannya di rumah kecuali membaca dan membaca. Tak pernah ia membantu pekerjaan dalam rumah seperti mengepel, menguras kamar mandi atau apalah, asal bisa sedikit mengurangi bebannya.

Tok ! Tok ! Tok !
"Assalamu'alaikum...."
Rina terperanjat.
Ada tamu ! Segera ia merapikan kerudungnya.
"Evi !" Jerit Rina begitu tahu siapa yang datang. "Alaikum salam...."
Evi tersenyum. Bayi yang digendongnya menguap lebar. Rina mencubit lembut bayi itu dengan gemas.
"Silakan masuk, Ummu Ja'far," kata Rina menggoda.
"Aku ke dalam dulu ya."
"Nggak usah repot-repot, Rin."
"Beres...."
Evi mengeluarkan selimut plastiknya dari dalam tas dan membentangkannya di atas sofa. Kemudian dibaringkannya bayi di situ.
"Ditidurkan di dalam saja, Ev," ujar Rina setelah menyuguhkan hidangan.
"Biar di sini saja menemani kita ngobrol."
Rina tersenyum mengiyakan.
"Afwan, Rin. Aku tak bisa datang waktu walimahanmu."
"Bagaimana Rin ? Kau bahagia bukan ? Tentunya kau mendapat lelaki yang sholeh sebagai pendampingmu."
Rina terdiam tapi matanya tiba-tiba berkaca-kaca. Lalu kesedihan yang memenuhi dadanya menjadi isak tangis.
"
Ada apa, Rin ? Ada yang salah dalam ucapanku tadi ?"
Rina tertunduk. Berat rasanya memaparkan masalah yang dihadapinya kepada orang lain. Tapi Evi bukan orang lain baginya. Sahabatnya sejak di SMA itulah yang telah mengajaknya ke jalan Islam
"Tidak, Ev. Tidak ada yang salah. Mas Imron memang laki-laki yang sholeh.
Tapi aku belum bisa menyesuaikan diri dengan sifatnya," kata Rina dengan hati-hati. Ia lalu menumpahkan unek-uneknya.
"Bagaimana menurutmu, Ev, bila lantai yang baru saja aku pel bersih menjadi kotor karena sepatu yang tak dilepas. Buku-buku yang diatur menjadi berantakan seketika. Koran-koran berserakan di mana-mana. Dan kalau aku peringatkan, jawabnya ringan sekali, Afwan, lupa, nanti dirapikan, sekali-kali. Itu tidak sekali dua kali, tapi berkali-kali. Mas Imron tak membantu. Aku
kan capek." Evi tersenyum menenangkan sahabatnya.
"Sabar, Rin. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Itu harus kita sadari. Begitulah tugas ibu rumah tangga. Apalagi nanti kalau sudah punya jundi. Kau akan tampak repot. Yang penting di antara kalan berdua harus ada keterbukaan supaya dapat menyelesaikan masalah bersama-sama."

Sudah dua bulan Rina terbaring di rumah sakit. Wajahnya pucat dan sekali-kali merintih kesakitan. Ia baru saja keguguran kandungannya yang baru berusia 3 bulan. Evi dan suaminya datang menjenguk, beberapa
menit setelah ia dipindahkan dari kamar bersalin. Mereka datang lebih awal setelah mendapat informasi dari tetangga Rina. Mereka yang ingin bertemu segera ke rumah sakit.

Rina tersenyum ketika Evi menggenggam tangannya. Hatinya sedikit terhibur.

Di luar Imron ditemani Arif, suami Evi. Arif mencoba menghibur hati Imron sambil bertukar pandangan.
"Memang pekerjaan isteri di rumah itu berat. Bayangkan, dari setelah bangun tidur dia sudah harus bekerja. Menyiapkan sarapan, menyiapkan keperluan suaminya dan pekerjaan lainnya yang selalu ada. Ke pasar,
memasak, mencuci, setrika, membersihkan rumah....baru malam hari ia bisa istirahat. Esok harinya ia harus menghadapi pekerjaan rutin dan harus memutar otak untuk membelanjakan uang yang terbatas agar menu makan dapat bervariasi. Rutinitas seperti itu lebih terasa membosankan karena ruang geraknya hanya dibatasi dinding-dinding rumah yang terkadang sempit. Apalagi kalau sudah punya anak. Akan tambah capek dan repot isteri kita. Coba bandingkan dengan keadaan kita sebagai suaminya. Kita selalu berada
di luar rumah dengan situasi yang berganti-ganti sehingga kita tidak cepat bosan. Apalagi isteri di rumah sudah menyediakan keperluan kita." Arif mengemukakan pandangannya dengan nada hati-hati dan tenang. Ia tak ingin Imron menjadi semakin merasa bersalah. Ini jelas akan memperburuk keadaan.

Imron tercenung. Dicermatinya kata-kata Arif. Selama ini ia tak pernah berpikir sejauh itu.

"Memang semua itu tugas isteri, tapi mungkin yang sering kita lupakan adalah rasa saling menghargai. Apa salahnya kita sesekali memuji masakan isteri, mengajaknya rihlah. [rekreasi, red] Atau yang sepele saja, seperti tidak membuatnya jengkel. Alhamdulillah, jika kita bisa membantu pekerjaan rumah kalau ada waktu. Itu akan mengurangi kebosanan dan akan lebih membahagiakannya," lanjut Arif.

Imron tertunduk. Apa yang dikatakan Arif benar-benar membuatnya sadar. Ah.... ia merasa begitu egois.

Ketika Arif dan Evi pulang, dilihatnya isterinya tidur dengan tenang. Ketika menatap wajah isterinya yang pucat, tak terasa matanya berkaca-kaca. Ia merasa melupakan rahmat dari Allah SWT yang telah mengaruniai isteri yang sholihah, ikhlash dengan keadaannya dan patuh. Dalam hati ia berjanji akan
berbuat yang lebih baik.

Ya Allah, bisik Imron. Berilah aku kesabarn untuk selalu membahagiakannya.


valrosesbarf.gif

valrosesmail.gif
xpoision@minister.com

valrosesfrule.gif

Be sure to get in touch so I know you're out there!